Jakarta: Kelompok bersenjata menyerbu kompleks istana kepresidenan di ibu kota Chad, N'Djamena, pada Rabu, 8 Januari 2025, yang memicu aksi tembak-menembak sehingga menewaskan 19 orang tewas, 18 di antaranya adalah anggota ekstremis Boko Haram dan satu personel keamanan.
Menurut juru bicara pemerintah sekaligus Menteri Luar Negeri Chad Abderaman Koulamallah, Presiden Mahamat Idriss Deby Itno berada di lokasi kejadian saat serangan terjadi.
Baku tembak terjadi sekitar seminggu setelah negara Afrika itu menyelenggarakan pemilihan parlemen meski jumlah pemilih rendah dan pihak oposisi menuduh ada kecurangan pemilu.
Presiden Deby Itno mengambil alih kekuasaan menyusul kematian ayahnya karena melawan pemberontak pada 2021, setelah memerintah Chad selama tiga dekade.
Serangan itu juga terjadi setelah Chad menyatakan ingin mengakhiri perjanjian keamanan dan pertahanan dengan Prancis.
Sekitar seribu personel militer Prancis ditempatkan di negara tersebut dan sedang dalam proses penarikan pasukan sejak 20 Desember 2024.
Chad merupakan negara penghasil minyak, tetapi berada di peringkat keempat dari bawah dalam Indeks Pembangunan Manusia versi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). AFP PHOTO/Tele Tchad Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News