Jakarta: Tim penyelamat Jepang berjuang melawan waktu dan gempa susulan yang kuat pada hari Selasa, 2 Januari 2024 untuk menemukan korban selamat dari gempa besar yang melanda pada Hari Tahun Baru, menewaskan sedikitnya 30 orang dan menyebabkan kerusakan luas.
Gempa berkekuatan 7,5 skala Richter yang melanda prefektur Ishikawa di pulau utama Honshu memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter, merobohkan bangunan, menyebabkan kebakaran besar, dan menghancurkan jalan-jalan.
Saat fajar menyingsing, skala kerusakan di Semenanjung Noto muncul dengan bangunan-bangunan masih terbakar, rumah-rumah rata dengan tanah, kapal-kapal nelayan tenggelam atau terdampar ke darat, dan jalan-jalan raya dilanda tanah longsor.
"Gempanya sungguh dahsyat," kata Tsugumasa Mihara, 73 tahun, kepada AFP saat dia mengantri bersama ratusan orang lainnya untuk mendapatkan air di kota Shika yang dilanda gempa.
“Sungguh cara yang buruk untuk memulai tahun ini,” katanya.
Pemerintah setempat menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 30 orang, setengahnya berada di Wajima, namun jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat.
“Kerusakan yang sangat parah telah dipastikan, termasuk banyak korban jiwa, bangunan runtuh dan kebakaran,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida setelah pertemuan tanggap bencana.
“Kita harus berpacu dengan waktu untuk mencari dan menyelamatkan korban bencana.”
Tayangan berita dari udara menunjukkan besarnya kebakaran yang melanda Wajima, tempat sebuah gedung komersial tujuh lantai runtuh.
Hampir 33.000 rumah tangga tidak mendapat aliran listrik di wilayah tersebut, yang menyebabkan suhu mencapai titik beku dalam semalam, kata penyedia energi setempat. Banyak kota yang tidak mempunyai air bersih.
Survei Geologi AS (USGS) menyebutkan gempa tersebut berkekuatan 7,5 skala Richter. Badan meteorologi Jepang mengukurnya sebesar 7,6 dan mengatakan gempa tersebut adalah salah satu dari lebih dari 150 gempa yang mengguncang wilayah tersebut hingga Selasa pagi.
Beberapa guncangan kuat dirasakan pada Selasa pagi, termasuk guncangan berkekuatan 5,6 yang mendorong lembaga penyiaran nasional NHK untuk beralih ke program khusus. AFP PHOTO/Jiji Press/Kazuhiro Nogi/Fred Mery Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News