Jakarta: Tiga singa yang dipelihara di Ukraina tiba di taman satwa liar di Prancis, Jumat, 26 Januari 2024, diselamatkan dari negara yang dilanda perang tersebut.
Atlas, seekor jantan, dan singa betina Luladja dan Queen -- ketiganya berusia sekitar dua tahun -- tiba dini hari di taman Auxois di Burgundy, Prancis timur setelah perjalanan hampir 90 jam melintasi Eropa.
Penyelamatan ketiganya adalah upaya terbaru organisasi perlindungan hewan untuk menyelamatkan kucing besar yang menderita akibat pergolakan perang Rusia melawan Ukraina dan eksploitasi manusia.
"Atlas diserahkan oleh seorang wanita di dekat Kyiv yang telah memeliharanya sejak masih kecil," kata Charlotte von Croy, yang bertanggung jawab atas penyelamatan darurat di Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan (IFAW), sebuah organisasi nirlaba AS. “Dia menjadi terlalu agresif, mungkin karena pemboman tersebut.”
Singa tersebut kelebihan berat badan sebesar 294 kilogram (648 pon), dibandingkan dengan berat normal di bawah 200 kilogram pada usia dua setengah tahun.
"Sementara kedua singa betina itu ditemukan di Ukraina timur dan mungkin juga dipelihara oleh individu yang menyelamatkan diri dari pertempuran," kata Von Croy.
Ketiganya pertama kali dijemput oleh LSM lokal, Wild Animal Rescue, yang kemudian menghubungi taman hewan di luar negeri untuk bersedia memberi mereka rumah baru.
“Itu selalu menjadi bagian yang sulit,” kata Von Croy.
Setelah rumah baru diamankan, ketiga kucing tersebut dibawa ke Prancis melalui Polandia, perjalanan yang berlangsung selama 88 jam.
"Taman Auxois, yang memelihara sekitar 500 hewan, sudah memiliki seekor singa betina," kata direkturnya, Geoffrey Delahaye.
IFAW sejauh ini telah menyelamatkan 13 kucing besar dari Ukraina, dan membawanya ke Amerika Serikat, Polandia, Belgia, Spanyol, dan Prancis.
Von Croy mengatakan mungkin masih ada sekitar 10 kucing besar yang tersisa di Ukraina, dan memelihara kucing di rumah pribadi tetap legal.
"Pemilik seharusnya memelihara mereka di kandang yang besar namun peraturan itu diabaikan dalam 99 persen kasus,” kata Von Croy.
“Kucing-kucing besar ini tidak hanya menjadi korban invasi Rusia namun juga menderita akibat eksploitasi manusia,” situs IFAW mengutip pernyataan Natalia Popova dari Wild Animal Rescue setelah penyelamatan sebelumnya.
“Mereka adalah korban tak terduga dari perang ini,” kata petugas penyelamat IFAW Natalia Gozak tentang hewan peliharaan eksotik yang terjebak dalam konflik di Ukraina.
"Singa -- yang seharusnya berkeliaran di dataran Afrika -- malah ditemukan di fasilitas penangkaran di halaman belakang negara saya. Ketika pemiliknya terpaksa melarikan diri, mereka dibiarkan merana." AFP PHOTO/Arnaud Finistre Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News