Jakarta: Tim penyelamat terus melakukan pencarian para korban yang hilang pasca badai yang melanda Filipina. Tim SAR dengan tongkat kayu seadanya mencari korban di endapan lumpur dan puing-puing di Datu Odin Sinsutm Provinsi Maguindanao, Senin, 31 Oktober 2022.
Seperti diketahui, korban tewas akibat badai Nalgae telah melonjak menjadi 98. Lebih dari setengah korban jiwa berasal dari serangkaian banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan desa-desa di pulau selatan Mindanao pada hari Jumat, 28 Oktober 2022.
Jumlah korban jiwa kemungkinan akan meningkat, dengan badan bencana nasional mencatat 63 orang masih hilang dalam laporan terbarunya.
Mindanao jarang dilanda topan yang menyerang Filipina setiap tahun yang jumlahnya mencapai puluhan, tetapi badai yang mencapai wilayah tersebut pada Jumat, cenderung lebih mematikan daripada di Luzon dan bagian tengah negara itu.
Ketika tim penyelamat terus mencari korban yang belum ditemukan, para penyintas melanjutkan tugas mereka untuk membersihkan rumah dari endapan lumpur.
Warga menyapu air berlumpur dari rumah dan toko mereka saat perabotan dan barang-barang lainnya mengering di jalan-jalan kotamadya Noveleta yang sekarang cerah, selatan ibu kota, Manila.
“Sepanjang hidup saya tinggal di sini, baru pertama kali mengalami banjir seperti ini,” kata Joselito Ilano, 55, yang rumahnya terendam air setinggi pinggang. "Saya sudah terbiasa dengan banjir di sini, tetapi ini yang terburuk, saya terkejut."
Nalgae membanjiri desa-desa, menghancurkan tanaman dan mematikan listrik di banyak daerah saat menyapu seluruh negeri. AFP PHOTO/Philippines Coast Guard (PCG)/Ted Aljibe Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News