Jakarta: Polisi Kenya menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes anti-pemerintah pada hari Senin, 27 Maret 2023 karena biaya hidup yang tinggi, setelah oposisi bersumpah akan melanjutkan demonstrasi meskipun ada larangan polisi.
Keamanan diperketat, dengan polisi anti huru hara ditempatkan di titik-titik strategis di Nairobi dan berpatroli di jalan-jalan, sementara banyak toko tutup dan layanan kereta api dari pinggiran ibu kota ke kawasan pusat bisnis dihentikan.
Pemimpin oposisi veteran Raila Odinga telah mendesak orang untuk turun ke jalan setiap Senin dan Kamis, bahkan setelah protes seminggu lalu berubah menjadi kekerasan dan melumpuhkan beberapa bagian Nairobi.
Polisi bentrok dengan para demonstran yang melempar batu di daerah kumuh terbesar di Nairobi, Kibera, tempat pengunjuk rasa membakar ban, mengabaikan peringatan dari Inspektur Jenderal Polisi Japhet Koome yang mengatakan hari Minggu bahwa aksi unjuk rasa itu ilegal dan akan dilarang.
Terlepas dari larangan polisi, Odinga hari Minggu meminta warga Kenya untuk bergabung dengan apa yang dia gambarkan sebagai ibu dari semua demonstrasi.
"Saya ingin memberi tahu Tuan Ruto dan IG Koome bahwa kami tidak akan diintimidasi," katanya.
"Kami tidak akan takut dengan gas air mata dan polisi," tambahnya.
Odinga juga menuduh Wakil Presiden Rigathi Gachagua mendalangi operasi untuk menyebabkan kekacauan pada aksi unjuk rasa Senin. AFP PHOTO/Tony Karumba/Yasuyoshi Chiba Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News