Rudal yang diberi nama Khaybarchekan itu dipamerkan saat kunjungan para pemimpin militer utama Iran ke pangkalan rudal elit Pengawal Revolusi (IRGC).
Situs web Garda Sepahnews menyatakan bahwa senjata strategis itu merupakan rudal jarak jauh generasi ketiga yang dikembangkan IRGC yang menggunakan bahan bakar padat dan mampu menembus sistem anti-rudal dengan kemampuan manuver yang tinggi.
“Kemampuan manuver dan kecepatan ekstremnya memungkinkannya mencapai target dalam radius 1.450 kilometer,” kata situs web tersebut.
Kepala staf angkatan bersenjata Mohammad Bagheri menggambarkan Khaybarchekan sebagai rudal strategis jarak jauh.
Reaksi Amerika Serikat
Amerika Serikat bereaksi dengan mengkritik pengembangan senjata Iran."Pengembangan dan proliferasi rudal balistik Iran menimbulkan ancaman bagi keamanan internasional dan tetap menjadi tantangan nonproliferasi yang signifikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter kepada wartawan.
"Kami terus menggunakan berbagai alat nonproliferasi untuk mencegah kemajuan lebih lanjut dari program rudal Iran, dan kemampuannya untuk menyebarkan teknologi kepada orang lain," tambah Porter.
Seperti diketahui, Iran memiliki persenjataan rudal terbesar di Timur Tengah. Pada 24 Desember, republik Islam itu menembakkan 16 rudal balistik untuk mengakhiri latihan militer yang digambarkan oleh para jenderal sebagai peringatan kepada Israel.
Negara Yahudi itu terletak sekitar 1.000 kilometer dari perbatasan barat Iran. AFP PHOTO/IRIB Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News