Jakarta: Putri Mako akhirnya resmi menikah dengan teman semasa kuliah, Kei Komuro pada Selasa, 26 Oktober 2021. Pernikahan dilakukan secara sederhana dan meninggalkan upacara tradisional setelah bertahun-tahun diliputi kabar kontroversi.
Keponakan Kaisar Naruhito, Mako, yang berusia 30 tahun pada akhir pekan ini, secara otomatis kehilangan gelar kerajaannya ketika dia dan Komuro mendaftarkan pernikahan mereka.
Perempuan dalam keluarga kekaisaran Jepang tidak dapat naik Tahta Krisan dan harus kehilangan gelar ketika mereka menikah dengan orang biasa.
"Untuk Mako dan Kei, upacara pernikahan, jamuan resepsi, dan ritual lainnya tidak akan diadakan, dan kompensasi sekaligus tidak akan diberikan," kata Badan Rumah Tangga Kekaisaran, merujuk pada kompensasi yang dilaporkan bernilai hingga 153 juta yen (USD1,35 juta).
Pasangan itu dikatakan berencana pindah ke Amerika Serikat setelah pernikahan, menarik perbandingan yang tak terhindarkan dengan pasangan kerajaan lain yang telah menghadapi serangan media: Pangeran Harry dan Meghan Markle dari Inggris. Tidak jelas apakah Mako akan bekerja di sana, tetapi dia memenuhi syarat.
Sang putri belajar seni dan warisan budaya di Universitas Kristen Internasional Tokyo, di mana dia bertemu Komuro, dan menghabiskan satu tahun di Universitas Edinburgh. Dia juga memegang gelar Master dalam Studi Museum dari Universitas Leicester di Inggris.
Mako dan Komuro, 30, yang bekerja untuk firma hukum AS, mengumumkan pertunangan mereka pada 2017. Mereka kemudian banyak dibicarakan di media atas laporan bahwa keluarga Komuro mengalami kesulitan keuangan.
Pasangan itu kemudian menunda pernikahan dan Komuro pindah ke New York untuk sekolah hukum pada tahun 2018, sebuah langkah yang dilihat sebagai upaya untuk meredakan perhatian negatif.
Dia baru kembali ke Jepang bulan lalu, dengan gaya rambut kuncir kuda yang menarik perhatian. AFP PHOTO/JIJI PRESS Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News