Myanmar: Sedikitnya 50 jenazah penambang ditarik dari lumpur setelah tanah longsor menimpa sebuah tambang batu giok di Myanmar utara, Kamis, 2 Juli 2020. Bencana tersebut diperburuk dengan turunnya hujan monsun.
Puluhan orang meninggal setiap tahun saat bekerja di industri batu giok yang sangat menguntungkan tetapi tidak diregulasi dengan baik. Para pemilik modal menggunakan pekerja migran bergaji rendah untuk mencari permata yang sangat didambakan di Tiongkok.
Tanah longsor terjadi pada Kamis pagi di dekat perbatasan Tiongkok di negara bagian Kachin setelah hujan lebat, kata Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar di Facebook. "Para penambang giok tersapu gelombang lumpur," kata pernyataan itu. "Proses pencarian dan penyelamatan masih berlangsung."
Foto yang diposting di halaman Facebook menunjukkan tim pencarian dan penyelamatan mengarungi lembah yang dibanjiri oleh tanah longsor untuk mengevakuasi para penambang.
Tanah longsor di daerah itu biasa terjadi, dan para korban seringkali berasal dari komunitas etnis miskin yang mencari sisa-sisa yang ditinggalkan oleh perusahaan besar.
Watchdog Global Witness memperkirakan bahwa industri ini bernilai sekitar USD31 miliar pada 2014, meskipun sangat sedikit yang mencapai kas negara.
Sumber daya alam Myanmar yang melimpah - termasuk batu giok, kayu, emas - membantu membiayai kedua sisi perang saudara selama puluhan tahun antara pemberontak etnis Kachin dan militer. Pertarungan untuk mengendalikan tambang dan pendapatan yang mereka bawa sering menjebak warga sipil setempat di tengah. AFP PHOTO/MYANMAR FIRE SERVICES DEPARTMENT Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News