Jakarta: Israel melancarkan serangan udara pada hari Kamis, 22 Februari 2024 di Rafah, Gaza selatan setelah mengancam akan mengirim pasukan melawan militan Hamas, di kota di mana sekitar 1,4 juta warga Palestina mencari perlindungan.
Kekuatan global yang berusaha menemukan cara untuk mengakhiri perang Israel-Hamas sejauh ini gagal, namun utusan AS diperkirakan akan tiba di Israel pada hari Kamis dalam upaya terbaru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Perang tersebut juga telah memicu meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, di mana tiga pria bersenjata Palestina pada hari Kamis melepaskan tembakan ke mobil-mobil di tengah kemacetan jalan raya, menewaskan satu orang dan melukai delapan orang termasuk seorang wanita muda yang sedang hamil.
Para penyerang ditembak mati di tempat kejadian, dekat pemukiman Yahudi di timur Yerusalem. Politisi sayap kanan Israel dengan cepat menyerukan agar lebih banyak warganya membawa senjata dan melakukan pembatasan yang lebih besar terhadap penduduk Palestina di Tepi Barat.
Kekhawatiran internasional meningkat atas tingginya angka kematian warga sipil di Gaza dan krisis kemanusiaan yang mengerikan yang dipicu oleh perang setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Pertempuran dan pemboman tanpa henti selama lebih dari empat bulan telah meratakan sebagian besar wilayah pesisir yang dikuasai Hamas dan mendorong populasinya yang berjumlah sekitar 2,4 juta jiwa ke ambang kelaparan, menurut PBB.
Kekhawatiran berpusat di kota Rafah di bagian paling selatan Gaza, dimana lebih dari 1,4 juta orang kini tinggal di tempat penampungan yang padat dan tenda-tenda darurat yang rentan terhadap penyakit.
Israel telah memperingatkan bahwa, jika Hamas tidak membebaskan sisa sandera yang ditahan di Gaza pada awal Ramadhan, maka mereka akan terus berperang selama bulan suci umat Islam, termasuk di Rafah.
Israel telah mengebom sasaran-sasaran di Rafah, yang kembali diserang pada malam hari dan Kamis pagi wartawan AFP mendengar beberapa serangan udara. AFP PHOTO/Said Khatib/Mohammed Abed Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News