Jakarta: Tim pencari mengeluarkan satu jenazah dari puing-puing tambang emas Australia yang runtuh, Kamis, 14 Maret 2024, setelah operasi penyelamatan besar-besaran sebelumnya menyelamatkan 29 pekerja yang terperangkap di bawah tanah.
Sekelompok 30 penambang sedang bekerja jauh di dalam Tambang Emas Ballarat di negara bagian Victoria ketika tambang itu runtuh pada Rabu, 13 Maret malam.
29 pekerja berhasil diselamatkan dalam beberapa jam, sementara seorang pria berusia 37 tahun tak berdaya terjepit bebatuan yang longsor.
Layanan darurat bekerja keras sepanjang malam untuk menggali pria tersebut dari puing-puing, sekitar tiga kilometer (1,9 mil) dari pintu masuk tambang. Jenazahnya akhirnya ditarik dari tambang pada Kamis pagi.
Pejabat serikat pekerja telah mengajukan pertanyaan tentang catatan keselamatan tambang tersebut. Tambang tersebut runtuh pada 2007 ketika dimiliki oleh perusahaan lain – dan pemilik tambang saat ini kini menghadapi penyelidikan keselamatan kerja yang besar.
“Para inspektur dan penyelidik saya telah berada di lokasi sejak tadi malam,” kata Narelle Beer, direktur eksekutif regulator keselamatan kerja di negara bagian tersebut, WorkSafe Victoria.
“Ini akan menjadi penyelidikan yang rumit dan terperinci. Dan kami sangat ingin memahami bagaimana kami dapat memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak akan terjadi lagi.”
Sekretaris Negara Serikat Pekerja Australia Ronnie Hayden mengatakan keruntuhan tersebut menghancurkan. “Tetapi ini lebih buruk lagi karena hal ini seharusnya dihindari.”
Hayden mengatakan serikat pekerja akan mendorong otoritas negara untuk mengajukan kasus ini berdasarkan undang-undang pembunuhan industri. “Anggota kami marah. Penyelenggara kami marah,” ujarnya.
Para anggota serikat pekerja telah menyuarakan keprihatinan mengenai penggunaan legging udara di tambang, suatu bentuk pengeboran manual yang dilakukan oleh dua orang, kata bos serikat pekerja. "Sepertinya hal itu tidak didengarkan." AFP PHOTO/AFPTV/ABC Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News