Sana'a: Lima perempuan meninggal dunia setelah sebuah proyektil meledak di sebuah aula saat pesta pernikahan berlangsung di kota pelabuhan Laut Merah Hodeida, Jumat, 1 Januari 2021.
Pemerintah dan pasukan pemberontak Huthi saling menyalahkan atas pemboman pada Jumat malam di aula dekat bandara Hodeida tersebut. Wilayah tersebut merupakan garis depan antara pihak-pihak yang bertikai di tepi kota yang dikuasai Huthi.
Peristiwa itu terjadi hanya dua hari setelah sedikitnya 26 orang tewas dalam ledakan yang mengguncang bandara kota selatan Aden ketika para menteri turun dari pesawat.
Jenderal Sadek Douid, perwakilan pemerintah dalam komisi gabungan yang disponsori PBB yang mengawasi gencatan senjata, mengutuk ledakan Hodeida, yang juga menyebabkan tujuh orang terluka. Douid menyebut peristiwa tersebut sebagai kejahatan menjijikkan yang dilakukan oleh Huthis terhadap warga sipil.
Gubernur Hodeida yang ditunjuk Huthi, Mohammed Ayache, di televisi Al-Masirah yang dijalankan oleh pemberontak Muslim Syiah, mengatakan bahwa kekuatan agresi tidak pernah ragu untuk menyalahkan orang lain atas kejahatan mereka.
Pasukan pemerintah yang didukung Saudi melancarkan serangan pada Juni 2018 untuk merebut kembali Hodeida, pintu masuk utama bantuan kemanusiaan ke Yaman yang dilanda kemiskinan. Tetapi gencatan senjata telah diterapkan sebagian sejak Desember di tahun yang sama. AFP PHOTO Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News