Kazan: Ilnaz Galyaviev, tersangka penembakan di Sekolah No. 175, menjalani persidangan penahanan di pengadilan distrik Sovetsky di Kazan, Rusia pada Rabu, 12 Mei 2021.
Pria berusia 19 tahun yang merupakan mantan siswa di sekolah tersebut melakukan penembakan membabi-buta yang mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia, tujuh di antaranya siswa dan dua lainnya adalah staf sekolah, Selasa, 11 Mei 2021.
Galyaviev diketahui dikeluarkan dari perguruan tinggi teknik setempat karena nilai yang buruk.
Svetlana Petrenko, juru bicara Komite Investigasi, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan bahwa Galyaviev menderita gangguan otak dan telah berulang kali mencari pertolongan medis untuk sakit kepala parah.
"Keluarganya juga memperhatikan perilaku agresif dan cepat marah sejak awal tahun ini," katanya.
Sementara itu kesembilan korban penembakan telah dimakamkan hari ini. Salah satunya adalah Elvira Ignatieva, seorang guru bahasa Inggris berusia 26 tahun. Dia dilaporkan meninggal saat melindungi murid-muridnya dari pria bersenjata tersebut.
Pascapenembakan, Presiden Vladimir Putin meminta anggota parlemen untuk memperkuat undang-undang pengendalian senjata, sementara pejabat senior menuntut regulasi internet yang lebih ketat.
Ketua majelis rendah parlemen, Vyacheslav Volodin, meminta anggota parlemen untuk membahas kemungkinan menghapus anonimitas internet, meminta pengguna untuk mengidentifikasi diri mereka agar diizinkan online.
Pihak berwenang telah mengklaim bahwa anak muda Rusia semakin terpapar pengaruh negatif secara online, terutama dari Barat.
Pendiri Telegram terenkripsi kelahiran Rusia, Pavel Durov, Rabu mengatakan bahwa timnya telah bertindak cepat untuk memblokir akun pria bersenjata itu, satu jam setelah menerima keluhan awal atas salurannya. AFP PHOTO/Natalia Kolesnikova Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News