Jakarta: Topan Freddy, yang membawa angin kencang dan hujan deras, menewaskan lebih dari 100 orang di Malawi dan Mozambik.
Freddy, di jalur untuk menjadi badai terlama dalam catatan, meluncur melalui Afrika selatan pada akhir pekan untuk kedua kalinya dalam beberapa minggu, dan kemudian kembali setelah pukulan pertama pada akhir Februari.
Malawi menanggung beban paling berat, menghitung sedikitnya 99 kematian setelah tanah longsor menghanyutkan rumah dan penghuni yang sedang tidur.
"Kami memperkirakan jumlahnya akan meningkat," kata Charles Kalemba, seorang komisaris Departemen Urusan Penanggulangan Bencana, dalam konferensi pers. "134 orang lainnya terluka dan 16 dilaporkan hilang."
Warga menggunakan tangan kosong untuk menggali lumpur berharap menemukan korban selamat.
Tim penyelamat pemerintah datang terlambat, kata seorang warga yang menolak menyebutkan namanya dan berlumuran lumpur, saat dia membantu upaya penyelamatan.
"Masyarakat kewalahan. Situasinya sangat sulit," kata pengemudi ambulans Honest Chirwa, seraya menambahkan bahwa tim penyelamat tidak memiliki peralatan yang memadai.
PBB menyatakan bahwa lebih dari 11.000 orang terkena dampak topan Freddy. AFP PHOTO/Amos Gumulira Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News