Jakarta: Kerusuhan meletus di Papua Nugini, Rabu, 10 Januari 2024. Ratusan orang turun ke jalan, menjarah dan membakar toko-toko serta tempat usaha di Port Moresby.
Kejadian itu menyusul demonstrasi damai di gedung parlemen yang dilakukan polisi, militer, dan pegawai negeri yang menolak pemangkasan gaji. Selain penjarahan dan kerusuhan, terdengar suara tembakan dan asap kebakaran di ibu kota negara tersebut.
“Layanan ambulans telah menerima sejumlah besar panggilan darurat di ibu kota negara sehubungan dengan insiden penembakan dan orang-orang yang terluka dalam ledakan,” kata layanan kesehatan negara tersebut.
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan kabinet nasional negara itu telah memberi wewenang kepada militer untuk membantu polisi guna memulihkan keamanan. Dia juga mengatakan tidak ada pemotongan gaji, yang ada hanya kesalahan sistem yang menyebabkan pendapatan para abdi negara berkurang.
“Saya ingin mengimbau warga untuk melindungi kota kami. Keluhan polisi dan pegawai negeri sedang ditangani dan pada gaji berikutnya, gaji yang terpotong akan dikembalikan,” kata Marape.
Dia mengingatkan kerusuhan hanya akan menimbulkan kehancuran bagi Papua Nugini.
“Bagi masyarakat, ini ialah negara Anda. Perusahaanperusahaan membayar pajak dan pajak ini membayar biaya sekolah anak-anak Anda serta gaji yang kami peroleh. Mari kita lindungi mereka,” jelasnya.
Video yang beredar di Whatsapp menunjukkan toko-toko dijarah dan kebakaran lainnya terjadi di kota tersebut. Salah satu bisnis yang terkena dampak ialah milik Alam Bhuiyan, pengungsi Bangladesh yang sempat ditahan di pusat penahanan Australia di Pulau Manus.
Dia mengatakan supermarket-nya di pinggiran Tokarara digeruduk massa dan dijarah.
“Seluruh hidup saya sudah tamat. Saya mencurahkan seluruh kerja keras saya, uang, pinjaman bank, dan uang kompensasi (pengungsi) ke dalam bisnis ini,” katanya.
Bhuiyan mengatakan barang dagangannya senilai lebih dari 1 juta kina atau Rp6,2 miliar ludes dijarah. “Toko saya kosong, tidak ada apa-apa di dalamnya. Saya tidak punya 1 sen pun,” ujarnya.
Dia mengatakan orangorang telah mengambil keuntungan dari berkurangnya kehadiran polisi selama pemogokan dan memutuskan untuk merampok toko tersebut. Dok. Media Indonesia
Foto: AFP PHOTO Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News