Jakarta: Korea Utara pada Senin, 6 Januari 2025, meluncurkan rudal balistik pertama pada 2025 ke arah Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang. Peluncuran tersebut terjadi hanya dua pekan menjelang pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump.
Peluncuran tersebut diawasi langsung oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan senjata tersebut terbang sejauh 1.500 kilometer (932 mil) serta mencapai kecepatan yang setara dengan 12 kali kecepatan suara sebelum secara akurat mengenai sasaran laut.
Korea Utara, Selasa, 7 Januari, mengatakan bahwa uji senjata terbarunya tersebut adalah rudal jarak menengah hipersonik baru yang dirancang untuk menyerang target-target terpencil di Pasifik
Menurut Kantor Berita Pusat Korea resmi, Kim menggambarkan rudal tersebut sebagai pencapaian penting dalam tujuannya untuk memperkuat pencegahan nuklir Korea Utara dengan membangun persenjataan yang tidak dapat ditanggapi oleh siapa pun.
"Sistem rudal hipersonik tersebut akan secara andal menahan setiap pesaing di kawasan Pasifik yang dapat memengaruhi keamanan negara kita," kantor berita tersebut mengutip pernyataan Kim.
Kim menegaskan kembali bahwa dorongan nuklirnya ditujukan untuk melawan berbagai ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh kekuatan musuh terhadap negara kita, tetapi KCNA tidak menyebutkan kritik langsung terhadap Washington, Seoul, atau Tokyo.
Laporan media pemerintah Korea Utara muncul sehari setelah militer Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi Korea Utara meluncurkan rudal yang terbang sejauh 1.100 kilometer (685 mil) sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.
Peluncuran ini bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Seoul di tengah krisis politik Korea Selatan. Dalam konferensi pers di Seoul, Blinken mengecam peluncuran rudal Korea Utara tersebut. Sumber: Anadolu
Foto: AFP PHOTO/KCNA via KNS Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News