Jakarta: Polisi Jerman menggerebek dan menangkap 25 orang yang diduga tergabung dalam sel teror sayap kanan atau simpatisan Nazi. Mereka berencana untuk menggulingkan pemerintah dan menyerang parlemen.
Sekitar 3.000 petugas, termasuk unit elite antiteror turut ambil bagian dalam penggerebekan tersebut. Mereka menggeledah lebih dari 130 properti.
Media Jerman menggambarkan aksi itu sebagai salah satu tindakan polisi terbesar di negara itu terhadap ekstremis. Penggerebekan itu menargetkan tersangka anggota gerakan Citizens of the Reich (Reichsbuerger).
“Kelompok ini telah membuat persiapan matang untuk secara paksa masuk ke parlemen Jerman dengan menggunakan kelompok bersenjata,” kata jaksa federal.
Mereka ditangkap karena dituding membentuk kelompok teroris pada akhir November tahun lalu. Tujuan pembentukan kelompok itu ialah mengganti pemerintahan yang ada di Jerman.
“Mereka ingin menggantinya dengan pemerintahan mereka sendiri,” sambung jaksa.
Sebanyak dua dari 25 penangkapan juga dilakukan di luar negeri, seperti Austria dan Italia. Jaksa wilayah Karlsruhe mengatakan telah meng identifikasi 27 orang lagi sebagai tersangka anggota atau pendukung jaringan teror.
“Para tertuduh ingin mengganti institusi negara dan tatanan dasar yang bebas dan demokratis dari Republik Federal Jerman,” ungkapnya.
Neo-Nazi Gerakan Reichsbuerger meliputi para anggota neo-Nazi, ahli teori konspirasi, dan penggemar senjata yang menolak legitimasi Republik Jerman modern.
Para pengikut mereka umumnya ingin melanjutkan keberadaan Reich Jerman atau kekaisaran yang berkuasa sebelum Perang Dunia I di bawah monarki. Beberapa kelompok juga bahkan telah mendeklarasikan negara mereka sendiri.
Dulu Reichsbuerger hanya dianggap sebagai kelompok orang yang tidak puas dan eksentrik. Namun, kini mereka telah menjadi semakin radikal dan dalam beberapa tahun terakhir dipandang sebagai ancaman keamanan yang serius. Dok.Media Indonesia
Foto: AFP PHOTO/DPA/Boris Roessler Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News