Jakarta: Terkubur di dalam tanah, menghiasi tepian sungai dan terombang-ambing di sepanjang aliran sungai, sebuah kota kecil di Belgia telah melakukan perjuangan selama bertahun-tahun melawan polusi yang disebabkan oleh butiran plastik yang kini menjadi perhatian UE.
Tumpahan mikroplastik yang spektakuler di pantai Galicia Spanyol menyoroti masalah ini pada akhir tahun lalu, setelah sebuah kontainer berisi 'nurdles' jatuh dari kapal kargo dan isinya terdampar di darat.
Gambaran penduduk setempat yang memilah-milah pasir untuk menyingkirkan butiran-butiran kecil yang mencemari terasa sangat familiar di Ecaussinnes.
Kota kecil di pedesaan ini merupakan rumah bagi kompleks petrokimia terbesar kedua di Belgia, dan polusi mikroplastik telah menjadi masalah di sini selama beberapa dekade.
“Kami menemukannya di sekitar lokasi industri, di saluran air sejauh delapan kilometer (lima mil) ke hilir,” jelas Arnaud Guerard, pejabat pemerintah daerah yang membidangi masalah lingkungan hidup.
“Mereka bersembunyi di tepian sungai, dan bergantung pada curah hujan, mereka berakhir di lahan pertanian.”
Seukuran kacang miju-miju dan terbuat dari bahan bakar fosil, nurdles atau pelet plastik pra-produksi adalah bahan penyusun yang kurang dikenal yang digunakan untuk memproduksi hampir semua produk plastik.
Menurut data Komisi Eropa, sebanyak 184.000 ton pelet per tahun, setara dengan 20 truk setiap harinya tersebar ke lingkungan di 27 negara Uni Eropa.
Di tingkat lokal, Guerard menyalahkan polusi di Ecaussinnes sebagai akibat dari 'disfungsi' zona industri tempat raksasa Perancis TotalEnergies memproduksi lebih dari satu juta ton pelet per tahun.
Disimpan dalam silo besar, barang-barang tersebut diangkut oleh tiga perusahaan logistik yang berbasis di dekatnya, yang para pekerjanya mengangkut tas-tas besar dengan bagian atas terbuka yang berisi barang-barang bawaan yang menurut Guerard menyebabkan banyak barang tumpah. AFP PHOTO/Kenzo Tribouillard Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News