Jakarta: Sedikitnya 24 orang meninggal dunia akibat tanah longsor dan banjir di Filipina tengah dan selatan, setelah badai tropis Megi memicu hujan deras dan mengganggu perjalanan menjelang liburan Paskah.
Lebih dari 13.000 orang mengungsi ke tempat penampungan darurat saat badai menerjang wilayah itu pada Minggu, 10 April 2022, membanjiri rumah, menggenangi ladang, memutus jalan, dan mematikan aliran listrik.
"Provinsi tengah Leyte termasuk yang paling parah dilanda bencana, dengan tanah longsor yang menyebabkan 21 orang tewas," kata petugas bencana Kota Baybay Rhyse Austero kepada AFP.
Sementara tiga korban meninggal lainnya berada di pulau utama selatan Mindanao.
Foto yang diposting di Facebook dan diverifikasi oleh AFP menunjukkan beberapa rumah terkubur lumpur hingga atap di Bunga, salah satu desa yang terkena dampak di Leyte.
"Kemarin hujannya sangat deras, tidak henti-hentinya selama lebih dari 24 jam," kata warga, Hannah Cala Vitangcol kepada AFP.
Anggota dewan Kota Baybay, Mark Unlu-cay, memposting foto di Facebook yang menunjukkan orang-orang yang selamat dari desa lain, Kantagnos, dirawat di rumah sakit.
"Sepertinya seluruh masyarakat ... sangat terpukul oleh tanah longsor dan aliran sungai," katanya.
Unlu-cay mengatakan dia khawatir jumlah korban tewas bisa meningkat setelah menerima laporan bahwa desa-desa lain juga telah dibanjiri oleh gelombang tanah longsor dan lumpur.
Penjaga Pantai Filipina dan personel polisi menyelamatkan orang-orang dari rumah mereka di kota Abuyog yang terendam banjir, membawa penduduk ke tandu oranye yang diletakkan di atas perahu terapung. AFP PHOTO/Hannah Cala Vitangcol/Bobbie Alota Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News