Jakarta: Nobel Kedokteran 2024 (The Nobel Prize in Physiology or Medicine) diraih oleh dua ilmuwan Victor Ambros dan Gary Ruvkun. Jerih payah keduanya membuka jalan baru untuk mendiagnosis penyakit lebih dini seperti kanker, alzheimer, dan parkinson.
Ambros dan Ruvkun diganjar penghargaan atas penemuan RNA-mikro (micro-RNA atau miRNA) dan perannya dalam regulasi gen pascatranskripsi. “Keduanya lahir di Amerika Serikat, masing-masing pada 1953 dan 1952,” kata Majelis Nobel di situsnya.
RNA-mikro ialah molekul kecil dalam sel tubuh manusia yang berperan sebagai ‘polisi lalu lintas’. Ketika RNA-mikro terganggu, molekul itu dapat memicu berbagai penyakit yang sulit diobati, misalnya kanker dan penyakit saraf (neurologis) seperti parkinson dan alzheimer.
Profesor genomik evolusioner Universitas Stockholm Love Dalen menyebut temuan Ambros dan Ruvkun mengubah pemahaman para ilmuwan soal regulasi gen sekaligus membuka jalan baru untuk penelitian dan perawatan medis lainnya.
“Penemuan mereka sangat penting untuk memahami bagaimana sel-sel bekerja dan bagaimana organisme berkembang. Penemuan ini sangat revolusioner dan telah memengaruhi hampir semua bidang biologi dan kedokteran,” kata Dalen kepada CNN.
Dengan kata lain, penelitian keduanya telah menunjukkan betapa hal-hal kecil di dalam sel tubuh manusia bisa berdampak besar pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Dosen onkologi molekuler di Imperial College London, Claire Fletcher, menambahkan cara kerja gen dalam sel bisa berubah ketika RNA-mikro terganggu. Itu sebabnya manusia bisa terkena kanker lantaran memiliki gen tertentu yang bermutasi dan bekerja secara berlebihan.
“Lewat penelitian Ambros dan Ruvkun, para ilmuwan bisa mengambil RNA-mikro yang terdeteksi telah mengubah aktivitas gen. Selanjutnya RNA-mikroitu dikirimkan ke sel kanker agar menghentikan gen yang bermutasi sehingga tidak memberikan efek ke manusia,” tegas Fletcher.
Victor Ambros saat ini menjadi profesor biologi di Fakultas Kedokteran Universitas Massachusetts, sedangkan Gary Ruvkun bekerja sebagai Guru Besar Genetika di Harvar Medical School.
Pada akhir 1980-an, keduanya bekerja di laboratorium Robert Horvitz, seorang pemenang Nobel pada 2002. Mereka meneliti cacing gelang kecil, C elegans, yang panjangnya hanya sekitar 1 mm. Meskipun kecil, cacing itu memiliki banyak jenis sel yang berbeda, seperti sel saraf dan otot, yang juga ditemukan pada hewan yang lebih besar dan kompleks.
Ambros dan Ruvkun kemudian mengembangkan lebih lanjut penelitian mereka secara terpisah. Ambros meneliti di Universitas Harvard, sedangkan Ruvkun menggarap penelitiannya di Rumah Sakit Umum
Massachusetts.
‘Penemuan mereka yang mengejutkan itu telah mengungkapkan dimensi baru dalam regulasi gen. RNA-mikro terbukti secara fundamental penting terhadap bagaimana organisme berkembang dan berfungsi’, tulis Majelis Nobel.
Penghargaan terhadap Ambros dan Ruvkun menandai dimulainya musim penganugerahan Penghargaan Nobel 2024. Pengumuman selanjutnya ialah Penghargaan Nobel Fisika yang akan diikuti oleh Penghargaan Nobel Kimia dan Penghargaan Nobel Sastra. Sementara itu, penghargaan Nobel Perdamaian akan diumumkan pada Jumat, 11 Oktober dan Penghargaan Nobel Memorial di bidang Ilmu Ekonomi akan diumumkan pada 14 Oktober. Dok. Media Indonesia/Anadolu/Fer/P-3
Foto: AFP PHOTO/Joseph Prezioso Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News