Jakarta: Sembilan orang meninggal dan tiga terluka ketika konvoi SUV diberondong tembakakn dalam penyergapan terkait dengan perseteruan antara klan Muslim saingan, di Filipina selatan, Sabtu, 12 Februari 2022.
Serangan itu terjadi di wilayah dengan sejarah panjang kekerasan, dan sebuah perjalanan singkat dari tempat 58 orang -- termasuk 32 wartawan -- dibunuh dalam pembantaian politik terburuk di negara itu pada 2009.
Pemimpin klan Peges Mamasainged dan delapan lainnya meninggal saat mereka melakukan perjalanan menyusuri jalan di Provinsi Maguindanao, Pulau Mindanao.
"Baik korban maupun penyerang dipimpin oleh mantan komandan kelompok gerilya Muslim yang melancarkan pemberontakan berdarah selama puluhan tahun di wilayah tersebut sebelum perjanjian damai ditandatangani pada 2014," juru bicara polisi provinsi Fhaeyd Cana mengatakan kepada AFP.
Pihak berwenang sedang mencari tersangka yang dipimpin oleh saingan Mamasainged, kata Cana, seraya menambahkan kedua keluarga itu terlibat dalam pertikaian darah yang sudah berlangsung lama.
Keluarga Muslim yang dipersenjatai dengan baik di selatan negara yang mayoritas beragama Katolik itu terkadang menggunakan perang klan untuk menyelesaikan perselisihan yang dapat berlangsung selama beberapa generasi.
"Polisi [kota Guindulungan] menggambarkan serangan ini sebagai sebuah kemustahilan," kata Cana, menggunakan istilah lokal untuk perseteruan darah.
Dia menyatakan, serangan itu adalah yang paling berdarah di provinsi itu sejak pembantaian 2009.n Lima anggota klan termasuk di antara orang-orang bersenjata yang dinyatakan bersalah atas pembunuhan itu. Para pemimpin keluarga dijatuhi hukuman penjara 30 tahun pada 2019. AFP PHOTO/Ferdinandh Cabrera Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News