Anggota Pramuka berkemas untuk bersiap meninggalkan perkemahan Jambore Pramuka Dunia di Buan, provinsi Jeolla Utara, Selasa, 8 Agustus 2023.
Anggota Pramuka berkemas untuk bersiap meninggalkan perkemahan Jambore Pramuka Dunia di Buan, provinsi Jeolla Utara, Selasa, 8 Agustus 2023.
Korea Selatan membuat keputusan untuk mengevakuasi dan menutup perkemahan Jambore Pramuka Dunia, dengan mempertimbangkan topan yang mendekat serta kekhawatiran dan permintaan dari badan pramuka dunia dan negara-negara yang berpartisipasi.
Korea Selatan membuat keputusan untuk mengevakuasi dan menutup perkemahan Jambore Pramuka Dunia, dengan mempertimbangkan topan yang mendekat serta kekhawatiran dan permintaan dari badan pramuka dunia dan negara-negara yang berpartisipasi.
Hal itu dikatakan Menteri Gender Kim Hyun-sook.
Hal itu dikatakan Menteri Gender Kim Hyun-sook. "Kepergian lebih awal dari bumi perkemahan bukan berarti berakhirnya acara," katanya, sambil menambahkan bahwa jambore pramuka tersebut hanya dipindahkan karena bencana alam, dan akan terus berlanjut.
Pemerintah telah menjanjikan jadwal tur budaya, sedangkan konser K-Pop dijadwalkan pada Jumat, 11 Agustus sebelum acara resmi ditutup pada 12 Agustus.
Pemerintah telah menjanjikan jadwal tur budaya, sedangkan konser K-Pop dijadwalkan pada Jumat, 11 Agustus sebelum acara resmi ditutup pada 12 Agustus. "Sekitar 36.000 peserta dari 156 negara akan mulai dievakuasi dari perkemahan pada pukul 10 pagi (0100 GMT) Selasa," kata Wakil Menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan Kim Sung-ho.
"Pemerintah akan mengerahkan sekitar 1.000 bus untuk merelokasi para peserta, dan perkemahan akan ditutup setelah semua peserta dievakuasi," katanya.
Topan Khanun, yang menewaskan sedikitnya dua orang di Jepang, akan mendarat di Korea Selatan pada Kamis, 10 Agustus, di dekat tempat sekitar 43.000 peserta berkemah di Provinsi Jeolla Utara.
Topan Khanun, yang menewaskan sedikitnya dua orang di Jepang, akan mendarat di Korea Selatan pada Kamis, 10 Agustus, di dekat tempat sekitar 43.000 peserta berkemah di Provinsi Jeolla Utara.

Topan Paksa Peserta Jambore Pramuka Dunia Dievakuasi

08 Agustus 2023 10:12
Jakarta: Korea Selatan membuat keputusan untuk mengevakuasi dan menutup perkemahan Jambore Pramuka Dunia, dengan mempertimbangkan topan yang mendekat serta kekhawatiran dan permintaan dari badan pramuka dunia dan negara-negara yang berpartisipasi.

Hal itu dikatakan Menteri Gender Kim Hyun-sook. "Kepergian lebih awal dari bumi perkemahan bukan berarti berakhirnya acara," katanya, sambil menambahkan bahwa jambore pramuka tersebut hanya dipindahkan karena bencana alam, dan akan terus berlanjut.

Pemerintah telah menjanjikan jadwal tur budaya, sedangkan konser K-Pop dijadwalkan pada Jumat, 11 Agustus sebelum acara resmi ditutup pada 12 Agustus.

"Sekitar 36.000 peserta dari 156 negara akan mulai dievakuasi dari perkemahan pada pukul 10 pagi (0100 GMT) Selasa," kata Wakil Menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan Kim Sung-ho.

"Pemerintah akan mengerahkan sekitar 1.000 bus untuk merelokasi para peserta, dan perkemahan akan ditutup setelah semua peserta dievakuasi," katanya.

Sebelumnya, penyelenggara Jambore Pramuka Dunia meminta tuan rumah Korea Selatan Senin, 7 Agustus untuk segera mengevakuasi puluhan ribu peserta dari perkemahan mereka menjelang topan, hanya beberapa hari setelah gelombang panas menyebabkan penyakit massal.

Topan Khanun, yang menewaskan sedikitnya dua orang di Jepang, akan mendarat di Korea Selatan pada Kamis, 10 Agustus, di dekat tempat sekitar 43.000 peserta berkemah di Provinsi Jeolla Utara.

Media Korea menyebut jambore itu 'aib nasional' setelah gelombang panas ekstrem menyebabkan ratusan pramuka jatuh sakit dan mendorong kelompok pramuka Amerika dan Inggris mengundurkan diri.


Membawa hujan lebat dan angin kencang


Badan cuaca Korea Selatan mengatakan Topan Khanun diperkirakan akan membawa hujan lebat dan angin kencang melintasi semenanjung Korea, termasuk angin dengan kecepatan maksimum hingga 44 meter (144 kaki) per detik – cukup kuat untuk menggagalkan kereta yang bergerak.

Kantor kepresidenan di Seoul telah menyarankan bahwa rencana daruratnya adalah memindahkan puluhan ribu anak muda ke Seoul selama sisa masa tinggal mereka.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengamankan akomodasi para peserta dan memastikan bahwa program ini berlanjut selama lima hari tersisa," kata Kim Sung-ho. AFP PHOTO/Anthony Wallace

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional topan badai Korea Selatan Pramuka