Selama dua hari dua malam sejak gempa berkekuatan Magnitudo 7,8, pasukan penyelamat telah bekerja dalam suhu yang membekukan untuk menemukan para korban di antara reruntuhan bangunan di beberapa kota di kedua sisi perbatasan.
Secara resmi, jumlah korban tewas akibat bencana tersebut sekarang mencapai 6.957 orang tewas di Turki dan 2.547 di Suriah, sehingga totalnya menjadi 9.504. Korban tewas diperkiraan masih akan terus bertambah.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk ribuan orang yang terluka dan mereka yang dikhawatirkan masih terperangkap.
Derita korban selamat
Sementara bagi yang selamat banyak yang berlindung dari gempa susulan tanpa henti, hujan dingin, dan salju, di masjid, sekolah, dan bahkan halte bus - membakar puing-puing agar tetap hangat. Frustrasi tumbuh karena bantuan lambat datang.
Di dekat Gaziantep, toko-toko tutup, tidak ada panas karena saluran gas terputus untuk menghindari ledakan, dan sulit menemukan bensin.
Di seberang perbatasan di Suriah utara, satu dekade perang saudara dan pengeboman udara Suriah-Rusia telah menghancurkan rumah sakit, meruntuhkan perekonomian dan memicu kekurangan listrik, bahan bakar, dan air.
Di kota Jindayris yang dikuasai pemberontak, bahkan kegembiraan menyelamatkan bayi yang baru lahir dinodai oleh kesedihan. Bayi itu menghadapi masa depan yang sulit sebagai satu-satunya yang selamat di antara keluarga terdekatnya. Sisanya dimakamkan bersama di kuburan massal pada hari Selasa.
Tanggapan internasional
Puluhan negara termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara Teluk telah berjanji untuk membantu, dan tim pencari serta persediaan bantuan telah mulai berdatangan udara.
Badai musim dingin menambah kesengsaraan, dengan banyak jalan - beberapa di antaranya rusak akibat gempa - hampir tidak dapat dilalui, mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang membentang berkilo-kilo di beberapa daerah.
WHO telah memperingatkan bahwa hingga 23 juta orang dapat terkena dampak gempa besar dan mendesak negara-negara untuk segera memberikan bantuan ke zona bencana. AFP PHOTO/Ozan Kose/Adem Altan/Omar Haj Kadour