Jakarta: Warga Timor Leste mengantre di tempat pemungutan suara untuk memilih presiden baru, Sabtu, 19 Naret 2022, berharap pemilihan paling kompetitif dalam sejarah negara termuda di Asia Tenggara itu akan mengakhiri kebuntuan politik yang berlarut-larut.
Para pemilih berbaris di luar tempat pemungutan suara pada dini hari untuk memilih di antara 16 kandidat yang dipimpin oleh dua pahlawan revolusioner di petahana Francisco 'Lu-Olo' Guterres dan mantan presiden dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian Jose Ramos-Horta.
Setelah pemeriksaan suhu dan menggunakan hand saintizer, mereka diantar ke tempat pemungutan suara di mana mereka mengoleskan jari dengan tinta untuk menunjukkan telah memilih.
“Saya berharap pemimpin yang saya pilih dapat lebih memperhatikan sektor pendidikan, infrastruktur, dan pertanian. Saya sangat senang bahwa saya telah memilih kandidat berdasarkan kesadaran saya,” kata Filomena Tavares Maria, 35 tahun.
Hasil awal diharapkan diumumkan hari ini, tetapi hasil resmi akan diumumkan minggu depan.
Pertama kali dihantam oleh pandemi, ekonomi Timor Leste kembali terpukul tahun lalu ketika Topan Seroja melanda, menewaskan sedikitnya 40 orang di separuh pulau itu dan mengubah komunitas menjadi tanah terlantar lumpur dan pohon tumbang.
Ketegangan politik antara dua partai terbesar -- Front Revolusioner Guterres untuk Timor Timur Merdeka (Fretilin) ??dan Kongres Nasional Rekonstruksi Timor-Leste (CNRT) -- juga meningkat dalam empat tahun terakhir, yang mengarah pada konflik politik dan kebuntuan yang membuat pemerintah gagal meloloskan anggaran. AFP PHOTO/Valentino Dariel Sousa Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News