Gresik: PT Freeport Indonesia (PTFI) mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah dan sedang melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Smelter baru tersebut dibangun di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur. Luas total smelter Manyar sekitar 100 hektare.
Hingga akhir Desember 2022, pembangunan proyek tersebut telah mencapai 51,7 persen dan menelan investasi sekitar USD1,63 miliar atau setara Rp25 triliun. Proyek tersebut ditargetkan selesai konstruksi pada akhir 2023.
Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikannya sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Smelter Manyar nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun. Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.
Fasilitas smelter PTFI ditunjang dengan kehadiran dua pelabuhan, satu di antaranya khusus untuk operasional smelter.
Untuk menyelesaikan proyek tersebut, PTFI memperkirakan investasi yang dibutuhkan sebesar USD3 miliar atau setara Rp45 triliun. Medcom.id/Indra Maulana Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News