Fokus utama investor saat ini adalah keputusan The Fed terkait arah suku bunga, yang makin tak terprediksi di tengah tekanan inflasi.
Sempat muncul ekspektasi pemangkasan suku bunga bulan ini. Namun, rilis data inflasi Juni yang justru lebih tinggi dari bulan sebelumnya membuyarkan harapan tersebut. Naiknya harga-harga barang konsumsi, yang juga dipengaruhi kebijakan tarif impor Donald Trump, membuat tekanan terhadap konsumen AS makin nyata.
Wait and see di kripto
Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, ketidakpastian ini langsung terasa dalam pasar aset digital.“Di tengah tren harga Bitcoin dan altcoin seperti Ethereum yang cukup solid, aksi profit taking mulai mewarnai setiap reli yang ada, tidak hanya pada Bitcoin, tetapi juga pada ETH. Beberapa investor lama tampak mengurangi eksposur risiko yang kemungkinan dilakukan untuk menunggu kejelasan arah kebijakan moneter The Fed lebih lanjut,” jelas Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 Juli 2025.
Aksi wait and see investor tampak jelas, apalagi setelah Presiden AS Donald Trump melakukan kunjungan mengejutkan ke kantor The Fed. Kunjungan pertama presiden AS merupakan kunjungan dalam dua dekade.
Baca juga: Kripto Bakal Dianggap Instrumen Finansial! Apa Artinya Buat Pajak dan Dompetmu? |
“Setelah pertemuan yang berlangsung dalam suasana intens tersebut, pasar menafsirkan The Fed masih akan mempertahankan posisi wait & see mereka. Trump dilaporkan sempat menekan Jerome Powell untuk segera menurunkan suku bunga dan mengkritik proyek renovasi gedung The Fed yang dinilai membengkak biayanya," jelas Fahmi.
"Meski demikian, Powell menegaskan pentingnya independensi kebijakan moneter, menolak tekanan politik secara langsung, dan tetap mempertahankan sikap hati-hati dalam menentukan arah suku bunga, mengingat inflasi yang masih belum cukup terkendali,” imbuh Fahmi.
Inflow dana ke kripto naik tajam, Terlepas dari ketidakpastian arah suku bunga, pasar kripto tetap menunjukkan tren positif dari sisi volume dan inflow dana.
Menurut laporan terbaru JPMorgan, aliran dana masuk ke aset kripto sejak awal tahun mencapai USD60 miliar, melonjak hampir 50 persen sejak Mei 2025. Pertumbuhan ini bahkan melampaui sektor private equity dan private credit.
“Fenomena ini bahkan telah melampaui pertumbuhan sektor private equity dan private credit pada 2024, menandakan meningkatnya minat investor global terhadap kripto,” tambah Fahmi.
Tren ini juga didorong oleh regulasi baru di AS, termasuk GENIUS Act dan CLARITY Act, yang memperjelas legalitas stablecoin berbasis dolar dan status aset digital secara umum.
Altcoin, DeFi, dan Staking ETF makin dilirik
Minat investor kini meluas ke sektor kripto lain, termasuk altcoin dan platform desentralisasi.Stablecoin, Layer 1, Memecoin, hingga DeFi mencatat volume perdagangan tinggi beberapa bulan terakhir.
“Beberapa manajer aset ternama bahkan mulai menjajaki integrasi fitur staking dengan produk ETF spot seperti Ethereum. Hal ini mengindikasikan proposisi nilai aset seperti Ethereum sebagai yield generating asset yang cukup unik dan dapat memberi nilai diversifikasi yang menarik bagi para investor,” ujar Fahmi.
Apa yang harus diperhatikan investor menjelang FOMC?
Menurut Fahmi, keputusan FOMC minggu ini sangat penting, bukan hanya dari sisi suku bunga, tapi juga bagaimana The Fed mengarahkan kebijakan ke depan.“Tanpa bukti kuat terhadap penurunan inflasi, kebijakan suku bunga ketat juga bisa bertahan lebih lama dan menahan laju reli atau bahkan memicu koreksi di pasar. Bagi investor, momen menjelang FOMC akhir pekan ini menjadi cukup krusial. Bukan karena keputusan yang akan diambil, melainkan lebih kepada pandangan dan preferensi pengambilan keputusan ke depan The Fed,” ujar Fahmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News