| Baca juga: Teknologi Penyeimbang Bantu Indonesia Capai Target Nol Emisi |
Dalam laporan terbaru DHL Trade Atlas 2025, Indonesia disebut sebagai salah satu negara dengan potensi pertumbuhan perdagangan tercepat dalam lima tahun ke depan, didorong oleh transformasi digital, pembangunan infrastruktur, serta geliat industri hijau seperti kendaraan listrik (EV) dan energi terbarukan lainnya.
Senior Technical Advisor DHL Indonesia Ahmad Mohamad menuturkan mulai mengambil langkah konkret. Salah satu arahan terbaru adalah mendorong fasilitas energi baru yang dibangun ke depan agar mengandalkan sumber tenaga surya. Dalam tahap awal, targetnya adalah agar minimal 15 persen dari fasilitas baru tersebut berbasis energi surya.
“Saya sebenarnya ingin menekankan bahwa fasilitas EBT (Energi Baru dan Terbarukan) kita saat ini baru menyumbang sekitar 15 persen dari total pemakaian energi. Sisanya masih dari sumber lain kita perlu punya visi ke depan, bukan hanya menambah kapasitas, tapi juga memastikan transisi ini berjalan dengan baik,” tegas dia dikutip Sabtu, 21 Juni 2025.
Dia mengatakan akan bekerja sama dengan negara lain dan berbagai pihak agar proses ini tidak membebani terlalu berat di awal. Kita harus bisa move on dari ketergantungan pada energi lama.
“Arahan saya untuk fasilitas energi yang baru, kita harus mulai beralih ke energi surya. Target awalnya adalah 15 persen menggunakan tenaga surya. Dan jika memungkinkan, kita ingin dorong EBT ini mencapai 30 persen dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tegas dia.
Managing Director DHL Supply Chain Indonesia Matthias Gehrsitz menuturkan energi terbarukan, terutama sektor kendaraan listrik, menjadi salah satu fokus utama DHL di Indonesia.
DHL menyambut ambisi pemerintah Indonesia untuk menjadi salah satu dari tiga produsen baterai EV terbesar di dunia pada 2027. DHL menggarap strategi logistik yang menyeluruh untuk mendukung kebutuhan rantai pasok industri energi bersih, termasuk manufaktur EV, komponen baterai, dan teknologi pendukung lainnya.
“Kami melihat lonjakan investasi dari berbagai produsen EV global, khususnya dari Tiongkok, yang kini tengah mencari mitra logistik terpercaya untuk menghadirkan sistem supply chain yang efisien dan aman,” ujar dia.
Dia menegaskan pengalaman DHL dalam melayani klien otomotif seperti Chery dan Wuling Motors memperkuat posisinya sebagai pemain strategis dalam mengakselerasi industri EV di
Indonesia.
Sebagai bagian dari transisi menuju ekonomi hijau, DHL juga mengintegrasikan praktik logistik berkelanjutan ke dalam operasionalnya. DHL Express Indonesia, misalnya, telah mengoperasikan 28 kendaraan listrik untuk pengiriman first dan last-mile, serta menawarkan layanan GoGreen Plus yang memungkinkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 80 persen melalui penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Divisi DHL Supply Chain juga mendorong penggunaan gudang netral karbon yang dilengkapi panel surya dan sistem pemanfaatan ulang air hujan, serta menerapkan penggunaan kemasan dan palet yang dapat digunakan kembali.
“Fasilitas-fasilitas kami telah dirancang untuk mendukung pertumbuhan sektor energi bersih. Dengan efisiensi tinggi dan prinsip keberlanjutan di setiap titik supply chain, kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan industri hijau di Indonesia bisa berjalan seiring dengan komitmen terhadap lingkungan,” tambah Gehrsitz.
Posisi Strategis Indonesia
Lokasi geografis Indonesia yang dekat dengan pasar Asia Timur dan kawasan Asia Tenggara menjadikannya lokasi strategis untuk pusat produksi dan distribusi teknologi energi terbarukan.DHL melihat peluang besar di kota-kota di luar Jakarta seperti Surabaya, Batam, Semarang, dan Bali yang kini mulai berkembang sebagai hub industri dan logistik baru.
Dengan lebih dari 4.000 karyawan dan 180 fasilitas di seluruh Indonesia, DHL terus memperkuat infrastruktur logistiknya untuk menjawab kebutuhan industri yang kian berkembang. Investasi ini diharapkan dapat membantu merek-merek lokal maupun global dalam menavigasi kompleksitas rantai pasok, sekaligus mempercepat adopsi energi terbarukan di tanah air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
