Produksi sampah di Jakarta per hari diperkirakan rata-rata mencapai 7.500 ton, namun daya tampung Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menyisakan sekitar 10 juta ton dari total kapasitas sekitar 49 juta ton.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan 2.742 Rukun Warga (RW) di Ibu Kota dapat memilah sampah dalam tiga tahun ke depan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang dikirimkan ke TPST Bantargebang.
Untuk memuluskan penerapan pergub tersebut, Pemprov DKI menggencarkan pendampingan teknis kepada RW, di antaranya dengan menggandeng lembaga swadaya masyarakat.
Pengelolaan sampah dilaksanakan Bidang Pengelolaan Sampah (BPS) dalam kepengurusan RW. Tak kurang dari 147 RW masuk dalam program percontohan pengelolaan sampah lingkup RW di DKI Jakarta.
Masyarakat diajak untuk memulai budaya memilah sampah, dipisahkan antara yang masih bisa digunakan dan yang tidak bisa dipilah, untuk kemudian direduksi.
"Upaya pengurangan sampah melalui metode pilah pilih sampah diharapkan mampu mengubah pemikiran masyarakat bahwa tidak semua sampah tak berguna lagi. Ada beberapa jenis sampah yang bisa dimanfaatkan. Dari sumbernya (rumah) sampah sudah mulai dipilah,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin, dilansir Antara.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah membuat program Sampah Tanggung Jawab Bersama (Samtama) untuk mengurangi sampah dari sumbernya melalui 22 RW percontohan.
Program tersebut meliputi penanggulangan sampah daur ulang berupa bank sampah, TPS reduce, reuse, dan recycle.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
