"Sudah kita mulai di Kabupaten Karo," kata Kepala BPTP Sumut Catur Hermanto pada acara temu lapang petani bawang merah di Nagori Saran Padang, Kecamatan Dolok Silou, Kabupaten Simalungun, Rabu (1/7/2015).
Dia juga mengatakan sedang melakukan upaya pengoptimalan pengembangan sentra bawang dengan budi daya secara benar di kabupaten lain di Sumatera Utara.
Ia menjelaskan pola tanam tradisional dan benih lokal perlu diganti dengan menerapkan teknologi, benih unggul, jarak tanam, lahan berdrainase, plastic mulsa, supaya mendapatkan hasil maksimal.
"Saya optimistis bisa dikembangkan," kata Catur.
Menurut dia, ketersediaan benih unggul di daerah sendiri akan memudahkan petani dalam memperoleh dan membudidayakan bawang merah, menuju program Desa Mandiri Benih.
"Kita harapkan mampu memasok untuk kebutuhan masyarakat Sumatera Utara, jadi tidak perlu impor seperti sekarang ini," kata Catur.
Dia menginformasikan Kementerian Pertanian memprioritaskan bawang merah sebagai satu di antara tujuh komoditas utama untuk swasembada, karena memberikan sumbangan nilai ekonomis tinggi, mencapai Rp2,7 triliun per tahun, sedangkan konsumsi bawang orang Indonesia sebesar 4,56 kg per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
