"Kan seperti Jokowi, ada mobil Esemka. Inilah makanya kenapa harus dengan Proton. Esemka masih bisa," kata Taufik, di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/2/2015).
Menurut Taufik, apabila pemerintah mengimpor mobil dari luar negeri, nantinya akan timbul beberapa masalah. Sebab, saat ini jumlah mobil di dalam negeri sudah melimpah. Apabila tetap diimpor maka jalanan akan banyak mengalami kemacetan.
Selain itu, pemerintah juga tidak perlu memakai produsen mobil asal Malaysia tersebut. Cukup dengan pihak assembling-nya yang berada di Jepang, Indonesia bisa memproduksi mobil nasional sendiri.
"Inilah yang saya maksud, kenapa harus ke Malaysia? Kenapa tidak ke dalam negeri saja. Ini kan agak sensitif, jadi tolong lah jangan sampai menimbulkan masalah," pungkas Taufik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
