Bahkan, Susi heran dianggap menunda penyelesaian kasus kapal MV Silver Sea II berbendera Thailand yang masih ditahan di Sabang, Aceh.
"Saya sayangkan tokoh nasional sekaliber beliau menangani persoalan IUUF lawan KKP terus di twitter, macam-macam. Akhir ini muncul lagi anggap tunda-tunda, kejaksaan balikan lagi berkasnya ke kita, itu proses pengadilan," ujarnya di Kantor KKP, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (11/2/2016).
Dirinya menambahkan, kapal yang telah ditangkap sejak Agustus 2015 karena menampung hasil ikan curian itu masih pemberkasan di pengadilan. Bahkan, lamanya proses pengadilan karena berkas yang disampaikan oleh KKP dianggap kurang dan mesti diperbaiki.
"Saya sebagai menteri tak bisa mengintervensi kejaksaan dan pengadilan. Kalau berkas kita ditolak, kami terima, kami perbaiki. Kalau itu ditolak lagi, maka kami akan perbaiki lagi," jelas dia.
Selain itu, lanjut Susi, proses di pengadilan akan terus dihormatinya karena merupakan langkah hukum yang formal di negeri ini. Oleh sebab itu, dirinya enggan menanggapi berbagai aksi yang dilakukan Yusril baik melalui media maupun media sosial.
"Tidak ada saya adili seperti pengadilan jalanan. Kita tunduk patuh kepada insan hukum. Dengan keterbatasan pendidikan saya, tidak ada saya pojokan Profesor Yusril. Saya sebenarnya enggak mau komentar di dunia maya dan di media karena kasus pengadilan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
