Ekspor Indonesia secara keseluruhan mencapai USD13,00 miliar pada Juni 2018 atau menurun 19,8 persen dibandingkan Mei 2018.
Direktur Jenderal Bea Cukai Kemenkeu Heru Pambudi mengatakan pemerintah akan terus berupaya meningkatkan ekspor vape. Dia berharap usai perizinan usaha Vape disahkan, maka penerima negara dari sektor tersebut meningkat.
"Pemerintah akan mendorong yang berkaitan dengan ekspor. Karena ada kegiatan produksi yang meningkatkan ekonomi, kalau kita lihat jumlahnya besar, kalau hitungnya produsen hampir 200 pengusaha," ujarnya di DJBC Pusat, Jakarta, Rabu, 18 Juli 2018.
Ia menambahkan, saat ini beberapa negara sudah siap menjadi daerah pemasaran yang potensial, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Dubai. Pemerintah pun akan memberikan kebijakan bebas bea masuk dan bebas pajak impor, untuk produk yang berorientasi pada ekspor. Pasalnya, bahan baku cairan likuid masih impor.
"Kalau diproduksi di sini dan kemudian diekspor, maka kita bisa memberikan fasilitas. Pada saat dia masuk, barang-barang bahan bakunya tidak dikenakan bea masuk dan pajak impor, ini mendorong kita menjadi pemain global," tambahnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha e-Liquid Mikro (APeM) Deni mengatakan sejak diusulkan penguna vape, tercatat permintaan untuk ekspor berada pada angka 5.000 sampai 10 ribu pieces (pcs).
"Jadi permintaan sudah ada sampai hari ini, kita masih proses untuk ekspor. Demand-nya di angka 5.000 sampai 10 ribu pcs untuk satu negara," imbuhnya.
Lebih lanjut, negara yang sudah mengajukan permintaan produksi Vape Indonesia, seperti Dubai, Amerika Tengah, Malaysia, Vietnam, Prancis, dan Eropa.
"Kalau total mungkin bisa satu juta sampai dua juta botol tiap bulan untuk ekspor," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
