Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut hal ini lumrah terjadi dalam bisnis, PT GM Indonesia kalah dalam persaingan.
Industri mobil baru bisa bertahan jika penjualan dari pabrikan mobil itu cukup tinggi. Terlebih, hampir setiap tahun mobil-mobil model terbaru muncul setiap tahunnya.
"Kalo tiap tahun ganti model baru bisa kalau jumlah penjualannya tinggi. Kalau jumlah penjualannya rendah kaya Chevrolet, Ford gitu mungkin hanya berapa ribu setahun enggak bisa bersaing dengan Toyota, Honda, dan Daihatsu. Jadi artinya dia kalah persaingan," kata JK di kediamannya, Jalan Haji Bau, Makassar, Jumat (27/2/2015).
JK dengan mantap menyebut penutupan pabrik tak akan mempengaruhi pasar automotif saat ini. Jepang dan Korea memang lawan yang cukup tangguh untuk sektor ini. Dua negara ini susah untuk disaingi.
JK pun tak khawatir penutupan pabrik terjadi di saat Indonesia sedang berusaha menarik investor untuk masuk. Gulung tikarnya GM Indonesia berhubungan dengan daya saing. Bahkan, di Amerika Serikat sendiri GM kalah bersaing dengan mobil-mobil keluaran Toyota.
"Apalagi ekonomi kita menurun, penjualan mobil kan sekarang rata-rata turun 30 persen. Akibat daya beli berkurang, akibat jatuhnya harga-harga komoditi," jelas JK.
Sebelumnya, GM Indonesia dikabarkan akan menutup fasilitas produksi yang ada di wilayah Pondok Ungu, Bekasi akhir Juni 2015 nanti.
GM Indonesia memutuskan diri untuk fokus dalam penyaluran penjualan mobil jadi. Sebanyak 500 karyawannya pun terpaksa dirumahkan. Namun, masih ada secercah harapan karena Menteri Perindustrian menyebut ada upaya untuk menggandeng perusahaan pabrikan mobil asal Tiongkok agar GM Indonesia dapat selamat dan terus beroperasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
