"Dana tersebut diambil dari modal dasar yang diberikan Pemprov DKI Jakarta kepada PT Transjakarta," kata Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta Antonius Kosasih, di Jakarta, seperti dikutip Minggu (17/8/2014).
Karena itulah, ujar Kosasih, sesuai Perda No.4/2014 tentang Pembentukan BUMD Transjakarta, maka pihaknya mendapat modal awal dari Pemprov DKI sebesar Rp350 miliar. Kemudian dapat suntikan dana dengan jumlah yang sama.
"Artinya sekarang kita punya modal Rp700 miliar," ujar dia.
Dari dana itu, lanjutnya, sebesar Rp400 miliar diantaranya akan dialokasikan untuk pembelian bus tingkat. Sementara sisanya akan digunakan untuk proses pembentukan BUMD DKI itu dan pengembangan TransJakarta.
"Yang akan terpakai untuk bus mungkin bisa mencapai Rp400 miliar," ujarnya.
Kosasih mengaku pihaknya siap dengan tugas yang diberikan untuk membeli dan mengoperasikan sebanyak 100 bus tingkat atau double decker tersebut. Mengingat hal ini sebagai kompensasi dengan diterapkan sistem ERP di Jakarta pada awal tahun 2015.
Menurut Kosasih, operasional bus tingkat ini sepenuhnya akan mendapat subsidi. Sehingga masyarakat tidak perlu membayar alias gratis. Moda transportasi ini sekaligus sebagai pancingan agar pengendara mau beralih ke angkutan umum massal.
Bus tingkat ini hanya akan melayani rute pendek. Sehingga dipastikan tidak akan mengganggu angkutan umum reguler maupun bus TransJakarta. Bus ini juga tidak akan berjalan di jalur bus TransJakarta, tapi di jalur lambat seperti angkutan umum lainnya. (Selamat Saragih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
