"Pada 30 September 2015, BTPN membukukan kredit Rp56,9 triliun, tumbuh 11 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp51,1 triliun (yoy)," ujar Direktur Utama BTPN, Jerry Ng dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/10/2015).
Pertumbuhan kredit tersebut dimotori oleh peningkatan kredit ke segmen masyarakat prasejahtera produktif serta pelaku UMKM. Kredit prasejahtera produktif naik 46 persen (yoy) menjadi Rp3,2 triliun dan kredit UMKM naik 31 persen (yoy) menjadi Rp15,2 triliun.
"Data ini memperlihatkan tingginya kebutuhan pendanaan di kelompok masyarakat bawah, serta aktivitas UMKM yang tetap menggeliat di tengah perekonomian yang menantang. Kami senang, dalam situasi ini dapat terus meningkatkan partisipasi dalam membiayai UMKM," papar dia.
Sementara itu, tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) masih tetap terjaga di 0,8 persen. Rasio tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan data rata-rata NPL industri perbankan yang cenderung meningkat selama tiga triwulan terakhir.
"Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian. Kami bersyukur, BTPN tetap mampu menjalankan fungsi intermediasi secara optimal di tengah situasi perekonomian yang menantang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News