Angka tersebut meningkat 3,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 5,9 juta ton. Dengan total pendapatan mencapai Rp6,17 triliun atau meningkat 11,43% jika dibandingkan dengan kuartal 1 2013 yakni sebesar Rp5,56 triliun.
Untuk laba perseroan, Direktur Utama PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan laba bersih perusahaan sebesar Rp1,3 triliun. "Tahun lalu kan di kuartal 1 2014 itu Rp1,23 triliun. Artinya tumbuh sekitar 5,3%," ungkap Dwi di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2014).
Lebih lanjut, Dwi memperkirakan pasar semen ke depannya akan terus tumbuh. Pihaknya berasumsi pertumbuhan dapat mencapai 6% per tahun. Konsumsi semen pada 2017 diprediksi akan menembus 73,55 juta ton jika dibandingkan dengan 2013 yang hanya 58 juta ton.
"Jika tidak ada penambahan kapasitas, dikhawatirkan, terjadi shortage semen pada masa mendatang yang akan menghambat pembangunan nasional," terang Dwi.
Dwi menerangkan untuk meningkatkan kapasitas produksi, salah satu strategi yang akan dilakukan yaitu melakukan penambahan kapasitas pada pabrik-pabrik yang telah beroperasi. Kemudian pembangunan pabrik baru juga diperlukan.
"Perseroan tengah membangun pabrik baru di Jawa Tengah dan Sumatra Barat dengan kapasitas 3 juta ton dengan nilai investasi keduanya di atas Rp7 triliun," ulasnya.
Selain itu, dilakukan upaya untuk mengakuisisi perusahaan semen atau menjajaki potensi kemitraan dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture) sehingga ditargetkan kapasitas produksi mencapai 40,8 juta ton pada 2017.
Lebih lanjut, Dwi mengungkapkan pihaknya optimistis mampu tampil sebagai market leader di Industri semen nasional. "Dengan sejumlah strategi yang telah dan akan dijalankan, kami ingin memastikan percepatan pertumbuhan bisnis kedepannya. Kami juga optimistis tetap menjadi market leader, bahkan mengembangkan pasar di luar negeri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
