"Panen sekarang sudah 76 hampir 80. Artinya tinggal 15 persen karena di November-Desember sudah akan turun hujan," ujarnya saat meninjau lokasi persawahan di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Kamis (13/8/2015).
Dirinya menambahkan, periode September-November, diprediksi ada dua juta hektare (ha) lahan yang mengalami kekeringan. Namun, total irigasi di seluruh Indonesia ada 4,8 juta. "Artinya ini tanam dan panen jadi tiap hari ada panen, tiap hari ada tanam. Jadi bukan hanya bulan tiga dan sembilan panen, tapi otomatis dan proporsional," jelas dia.
Saat ini, pemerintah juga tengah mencari solusi permanen mengatasi masalah kekeringan yang terjadi setiap tahunnya. Selain itu, solusi yang akan dijalankan pemerintah juga disesuiakan dengan kondisi daerah. "Jadi sesuai dengan kondisi lapangan. Butuh pompa karena dekat sumber air," sambungnya.
Amran mencontohkan, penyelesaian masalah kekeringan yang terjadi di wilayah Bojonegoro dan Indramayu adalah berupa bantuan pompa. Sebab, letak keduanya beredekatan dengan sungai besar, Bengawan Solo, dan Cimanuk.
"Sepanjang Bengawan Solo kekeringan di Jateng 10 ribu Ha selamat, setelah diberi pompa. Puso hanya 24 ha. Kemudian sungai Cimanuk Indramayu Jawa Barat itu, (diberikan) dua pompa besar menyelamatkan 11 ribu ha," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
