Direktur Mitra Kerinci Yosdian Adi mengatakan saat ini Mitra Kerinci terus berupaya meningkatkan volume ekspor produk tehnya guna memperluas pasar dan meningkatkan angka penjualan.
"Pasar teh luar negeri masih sangat menjanjikan dengan total permintaan volume ekspor 180 ribu ton atau senilai Rp5,9 miliar per tahun. Taiwan dan Eropa menjadi tujuan utama kami," ujar Yosdian dalam keterangan tertulisnya, Senin, 17 September 2018.
Menurut dia pembeli grade black tea mix yang merupakan grade unggulan Mitra Kerinci ini merupakan pembeli baru dari Taiwan. Pengiriman pun telah dilakukan pada Jumat, 14 September 2018, dari pelabuhan Belawan.
"Kami berupaya memastikan pengiriman perdana kepada buyer baru ini dapat berjalan lancar dan tepat waktu, sebagai bentuk servis perusahaan kepada pembeli," ujar Yosdian.
Menurut Yosdian, dalam rangka memenuhi permintaan pasar yang tinggi, Mitra Kerinci terus berupaya memaksimalkan produksi pabrik tehnya yang berlokasi di Perkebunan Teh Liki, Solok Selatan tersebut. Saat ini, produksi Mitra Kerinci sebesar 4.600 ton teh jadi dalam satu tahun.
"Guna meningkatkan produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar teh dalam negeri serta luar negeri, kami melakukan berbagai upaya seperti pembibitan ulang, mekanisasi, kerja sama dengan petani rakyat dan perkebunan lain," ungkapnya.
Selain teh hitam, Mitra Kerinci telah melakukan ekspor teh hijau ke Belanda, Prancis, dan Amerika. Naiknya nilai dolar terhadap rupiah menjadikan peluang untuk mendapatkan margin yang lebih besar serta optimalisasi devisa ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
