Kalla mengatakan, dulu orang-orang begitu menggilai barang mebel dengan bahan baku kayu jati. Kayu jati dianggap kuat dan bertahan lama. Ada juga masa konsumen menyukai model perabot Jepara. Bentukan unik menjadi daya tarik tersendiri, meski tak jarang kenyamanan harus dipinggirkan.
Tapi kini, pikiran semacam itu sudah banyak ditinggalkan. Pembeli barang mebel, kata Kalla, lebih tertarik dengan kursi atau meja yang ringan dan sederhana.
"Jadi perlu ikut IKEA yang sangat simpel, minimalis, dan sebagainya. Jadi semuanya harus diikuti, sering kesalahan kita orang Indonesia ini ingin memaksakan selera kepada orang," kata Kalla, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2016).
Sama seperti bisnis lainnya, industri mebel pasti memiliki ahli riset atau marketing yang terus memperhatikan pasar dan tren yang tengah berkembang. Ahli ini harus dimanfaatkan pelaku industri agar tak ketinggalan zaman.
Selain itu, Kalla juga meminta pelaku industri mebel harus sensitif dengan penggunaan teknologi dan memperhatikan design produk.
"Yang harus kita lihat dan harapkan dalam pameran seperti ini adalah dipertemukannya produsen dan konsumen yang bisa merubah selera dan cara, dan sebagainya. Kita tidak bisa lepas dari persaingan juga," pungkas Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
