Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Farida Peranginangin mengatakan, sebenarnya capping suku bunga kredit membawa keuntungan bagi perbankan. Sebab penurunan suku bungan akan meminimalisasi rasio kredit macet atau non performing loan pada kartu kredit.
"Selain itu (capping suku bunga kartu kredit juga membuat) basis sumber dananya lebih murah. Jadi cost of fund-nya lebih murah. Jadi harus disesuaikan juga balance dengan tugas BI untuk melindungi konsumen," ujar Farida di Hard Rock Hotel, Jalan Pantai Kuta, Bali, Minggu (4/12/2016).
Seperti diketahui, rencana BI untuk melakukan capping suku bunga kartu kredit akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Keputusan itu nantinya akan tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia atau PBI.
Capping suku bunga kartu kredit yang akan diputuskan BI bakal menjadi 2,25 persen per bulan atau 26,95 persen per tahun. Angka tersebut turun dari suku bunga kartu kredit saat ini sebesar 2,95 persen per bulan atau 35,4 persen per tahun.
"Kalau lebih rendah pasti ada keberatan, karena ini kan diperkirakan akan mengurangi revenue mereka. Kami paham kalau lembaga komersial pasti (ingin dapat) keuntungan yang maksimal," papar dia.
Di sisi lain, upaya caping dilakukan agar masyarakat bisa merasakan secara realistis penurunan suku bunga acuan BI. Sejak diberlakukan BI 7-Day Repo Rate pada 19 Agustus 2016, BI telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali hingga saat ini suku bunga acuannya berada di level 4,75 persen. Sayangnya, perbankan lambat menyesuaikan suku bunganya.
"Kalau tidak diatur seperti ini pasti tetap tinggi, padahal konsumen sudah layak menerima dengan suku bunga yang jadi acuannya juga turun. Ini juga dorong mereka efisien, mengurangi risiko dalam menggunakan kartu kredit. Jadi ini juga mem-boost pembayaran non tunai," tutup Farida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
