Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, penyaluran pembiayaan hingga semester I-2017 sudah mencapai Rp15,7 triliun. Adapun angka itu mengalami pertumbuhan sebanyak lima persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Adapun faktor yang membuat penyaluran pembiayaan itu lantaran faktornya adalah berusaha lebih keras," ungkap Hafid Hadeli, di Jakarta, Rabu 2 Agustus 2017.
Dari porsi penyaluran pembiayaan sebesar Rp15,7 triliun tersebut maka porsinya yakni 35 persen di motor baru, 21 persen di motor bekas, 18 persen di mobil bekas, 23 persen di mobil baru, dan tiga persen di elektronik. Kedepannya, diperkirakan semua lini bisnis bisa tumbuh secara merata.
"Untuk new booking dari Rp31 triliun bisa tumbuh sekitar 5-10 persen hingga akhir tahun. Supaya terus tumbuh di semester II-2017 maka kita akan melanjutkan program-program," tutur Hafid seraya menambahkan bahwa penyaluran pembiayaan untuk Juli sudah mencapai sebesar Rp2,7 triliun.
Ia menambahkan, penyaluran pembiayaan masih melemah dan atas dasar itu perlu ada strategi melakukan diversifikasi. Karenanya, Adira Finance mulai memperkuat lini bisnis di motor bekas dan mobil baru. Hingga semester I-2017, motor bekas tumbuh 17 persen, motor baru minus satu persen, mobil baru tumbuh delapan persen, dan mobil bekas tumbuh satu persen.
"Kita melihat motor bekas ada peluang dan di mobil baru juga banyak model baru. Low MPV bisa menjadi penetrasi pasar di tahun ini," ungkap Hafid.
Sebelumnya, Adira Finance meluncurkan sebuah program yang bertajuk 'Serbu Adira Finance'. Program ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk memperkenalkan dan melakukan sosialisasi produk-produk pembiayaan Adira Finance.
Selama program 'Serbu Adira Finance' tahap I berlangsung, setidaknya lebih dari 240 ribu nasabah di seluruh cabang Adira Finance mengajukan pembiayaan di Adira Finance dan secara otomatis telah terdaftar menjadi peserta undian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
