"Tapi tiga-tiganya paling besar. Dari logam ya kemudian dari agro, agro itu kan disektor CPO dan turunannya, kemudian dari kimia," kata Sekjen Kementerian Perindustrian Haris Munandar dalam Outlook Ketahanan Energi untuk Mendukung Pertumbuhan Industri Nasional 2018 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.
Namun demikian Haris belum dapat merinci besaran prediksi dari tiga subsektor industri yang menjadi penyumbang terbesar tersebut. Kemenperin hanya mencatat, sejumlah subsektor industri yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pertumbuhan industri nonmigas pada 2017.
"Di antaranya industri makanan dan minuman sebesar 33,61 persen, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 10,68 persen, industri alat angkutan sebesar 10,35 persen, serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 10,05 persen," jelas dia.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan strategi dalam mencapai target pertumbuhan industri tahun depan. Pertama memastikan ketersediaan sumber daya alam sebagai bahan baku dan energi untuk pembangunan industri dalam negeri.
"Langkah kedua adalah dengan peningkatan kemampuan teknologi industri untuk mendorong peningkatan mutu, efisiensi dan produktifitas.Kemudian langkah ketiga memperluas peran sektor keuangan pada pembiayaan industri. Keempat pemanfaatan global value chain oleh industri nasional," kata dia.
Kelima menerapkan NTM untuk produk yang berpotensi lebih efisien diciptakan di dalam negeri atau subtitusi impor. Keenam memperluas pasar domestik dan ekspor produk-produk industri. Ketujuh mendukung pemerintah daerah dalam pembangunan industri menjadi potensi daerah dan terakhir mengetahui dampak pergeseran pola konsumsi masyarakat terhadap industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
