"Tidak sedikit buah yang datang (impor) ke Indonesia berbakteri dan ada bahan kimianya," kata Rachmat ditemui dalam acara seminar Jakarta Food Security Summit-3 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Untuk itu, pihaknya sedang membentuk tim untuk mempelajari kasus yang beredar ini. Dia menjelaskan, produk-produk yang tidak layak dikonsumsi, seharusya jangan beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Dia berharap bisa menetapkan standar hasil produk dan kesehatan yang sesuai BPOM. Sehingga tidak ada lagi produk-produk murahan yang datang ke Indonesia.
Rachmat mencontohkan, di negeri Jiran Malaysia saja buah apel memiliki kandungan formalin. Sehingga isu keamanan pada buah-buahan sangat serius untuk ditangani dengan baik, agar keamanan konsumen bisa terjaga.
"Ini masalah serius. Apalagi pasar kita murah. Barang murah pun dikonsumsi masyarakat kita. Dengan adanya kejadian ini, kita akan mengembangkan dan mendorong terealisasinya program 5.000 pasar yang mendukung atau memberikan tempat bagi produk dalam negeri. Sehingga bisa menjaga stabilitas suplai bahan pokok dan mendorong hasil bumi Indonesia," pungkas Rachmat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
