Keinginan tersebut disampaikan Ani dalam festival literasi perpustakaan Kementerian Keuangan. "Coba bayangkan APBN kita atau neraca keuangan RI dari tahun pertama kali kita buat UU negara itu kalau dibikin fiksi, menulisnya bisa dalam bentuk dimensi yang sifatnya teknikal, human interest, sifatnya aktual, bahkan semi-fiction juga bisa," kata Ani di Ruang Mezanine, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 5 September 2017.
Sri yakin, buku yang ditulisnya nanti tak kalah dengan buah karya pengarang terkenal John Grisham dan Tere Liye. Namun, Sri ingin menggunakan nama samaran jika hal tersebut terwujud.
"Enggak akan kalah sama John Grisham sama Tere Liye, saya yakin itu. I actually can think about it. Pakai nama lain nanti saya minta dibikinkan sama Najwa Shihab," tutur dia.
Keinginan menulis, kata Ani, berawal dari hobinya yang gemar membaca. Dengan membaca, Ani merasa terjun langsung ke dalam pikiran sang penulis. Hobi membaca tersebut sudah dirasakan Sri sejak kecil dan hal itu membawa manfaat dan dampak yang besar baginya hingga saat ini.
"Membaca itu seperti saya membuat percakapan dengan yang menulis. Dan saya lebih senang membaca daripada ngobrol," ungkapnya.
Ani pun mengajak generasi muda agar mulai mencintai membaca dan menjaga minat baca. Banyak cara untuk mengakses buku-buku bagus dan gratis yaitu dengan mendatangi perpustakaan atau memcaba lewat e-book.
"Saya juga share bahwa minat baca perlu untuk terus kita jaga. Pokoknya harus bawa sesuatu yang bisa dibaca," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
