Ia menilai saat ini masih banyak aturan yang tumpang tindih yang membuat pengusaha atau investor kesulitan berinvestasi dan mengembangkan usahanya.
"Begini, kalau saya sebagai pengusaha, saya lihat itu rapihkan dulu peraturan. Ada Permen (Peraturan Pemerintah) dan Perda (Peraturan Daerah) yang menghambat investasi. Begitu banyak peraturan yang merupakan tumpang tindih," kata Franky saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, akhir pekan lalu.
Aturan-aturan yang tumpang tindih tersebut membuat pengusaha harus merogoh kocek lebih dalam untuk berinvestasi. Franky yang saat ini menjabat sebagai direktur Indofood Sukses Makmur menyebutkan salah satu pengeluaran yang sering dikeluarkan pengusaha ketika mau mengembangkan usahanya adalah membayar dan menyewa konsultan serta laboratori untuk membereskan aturan tersebut.
"Tumpang tindih yang berjalan itu menambah biaya ekonomi," ucap dia.
Lebih lanjut, keberadaan Online Single Submission (OSS) yang diharapkan dapat mempermudah perizinan, dinilai Franky juga belum maksimal. Franky mengkritisi OSS hanya berjalan untuk sektor industri.
"Yang OSS itu berjalan hanya di industrial estate. Tapi begitu ke daerah di mana-mana babak belur," ucap dia.
Oleh karena itu, ia berharap di pemerintahan jilid II Jokowi nanti aturan-aturan yang masih tumpang tindih dibereskan.
"Jadi di dalam hal itu, kita harapkan pemerintahan baru besok mengenai peraturan dan izin itu diharmoniskan benar-benar jangan tumpang tindih dan ngacak banget," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
