Namun hal tersebut dinilasi bencana bagi strategi pemasaran. Pasalnya setiap produk membutuhkan strategi offline maupun online. Demikian disampaikan Founder & Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya. Dia meyakini cara omnichannel yang menggabungkan strategi online dan offline, menjadi sarana yang efektif.
"Online itu tidak bisa membunuh offline, itu pemikiran yang salah. Makanya kalau bisa digabungkan antara online dan offline, itu menjadi strategi di zaman now," ujarnya usai meresmikan Jakarta Marketing Week 2018, di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018.
Ia menilai strategi offline dapat dilakukan dengan memberikan pengalaman lebih ke konsumen. Seperti dapat merasakan manfaat langsung ketika menggunakan produknya.
"Kalau online itu 'garing' tidak ada humanity-nya, masyarakat sekarang banyak yang mencari sisi humanity," tambahnya.
Pihaknya mencontohkan salah satu perusahaan berbasis digital asal Tiongkok yakni Alibaba, saat ini telah merambah dunia offline, terutama ritel. Ini dilakukan agar memberikan pengalaman lebih ke konsumen.
Di sisi lain, transaksi e-commerce baru hanya ada empat persen. Oleh sebab itu tidak disarankan untuk menggantungkan kepada media online.
"Saat ini transaksi e-commerce masih kecil tiga hingga empat persen. Percaya dengan saya, kalau mengandalkan online saja akan mati," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
