Namun sayangnya, produksi besar-besaran tersebut tak mampu menghasilkan devisa yang melimpah bagi dalam negeri. Pasalnya, Indonesia hanya mampu menjual rumput laut raw material (mentah) yang belum diolah.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo mengakui hal tersebut. Ia menjelaskan, saat ini Indonesia hanya menjual rumput laut yang laku di pasar internasional, yakni rumput laut raw material dengan harga USD1 per kilogram (kg).
"Jadi sekarang yang laku, kita jual raw material (mentah) dengan harga USD1 sekilo," kata Indroyono, di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jalan Jenderal Gatot Subroto No.44, Jakarta Selatan, Senin (23/2/2015).
Ia menjelaskan, rumput laut kering jika diolah menjadi semi-refined karagenan (untuk olahan rumah tangga) harganya menjadi USD7 per kg. Jika diolah kembali menjadi refined karagenan, harganya pun menjadi dua kali lipat, yakni USD14 per kg.
"Kalau yang sudah diolah menjadi high grade (kualitas tinggi) dalam bentuk powder atau bubuk, itu harganya Rp8 juta per kg atau sekitar USD800," ujar Indroyono.
Menurut dia, saat ini Indonesia masih belum mampu untuk mengolah rumput laut kering berkualitas tinggi. Pasalnya, untuk mengolah rumput laut kering berkualitas tinggi dibutuhkan standar khusus internasional.
"Kita akan cari upaya agar produk (rumput laut) bisa high grade. Pasalnya, selain memberi nilai tambah, produk high hrade itu bisa buat es krim, batik, cat, oli dan sebagainya," pungkas Indroyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
