"Kami harap setelah Burkina Faso dan Senegal yang menggunakan pesawat ini, Guinea akan menjadi salah satu klien perusahaan ini," kata Presiden Guinea Alpha Conde dikutip dari Antara, Kamis (4/8/2016).
Burkina Faso dan Senegal merupakan dua negara Afrika yang menggunakan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia itu. Kunjungan itu disambut oleh Dewan Komisaris PTDI dan Direktur Produksi Arie Wibowo.
Ikut serta dalam rombongan yakni Duta Besar RI untuk Dakar, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri dan Pangdam III Siliwangi. Presiden Guinea sangat antusias dengan menanyakan secara detail spesifikasi teknis, harga dan delivery time untuk CN235-220. Dan menyatakan terkagum dengan negara tetangga mereka, yakni Senegal yang sudah membeli dan akan mendapatkan CN235 di tahun ini.
Kunjungan pertama Presiden Guinea ke PTDI untuk melihat proses produksi pesawat terbang dan helikopter yang telah diproduksi dan dioperasikan di seluruh negara ASEAN, Guam, Venezuela, Turki, dan Uni Emirat Arab.
Sedangkan negara Afrika yang telah membeli pesawat CN235-220 buatan PTDI yakni Burkina Faso dan Senegal.
Presiden Alpha Conde menyatakan kekagumannya pada Indonesia sebagai negara yang kini dapat memproduksi pesawat terbang seperti halnya negara-negara Barat. Ia pun berharap dapat mengikuti jejak Burkina Faso dan Senegal untuk membeli pesawat CN235.
"Saat ini dua unit pesawat militer CN235 buatan PTDI telah beroperasi di Burkina Faso, serta satu unit pesawat Cargo CN235 yang akan segera dikirimkan dan dioperasikan di Senegal," kata Arie Wibowo.
Pada kesempatan itu Presiden Guinea dan rombongan melihat proses produksi pesawat di hanggar produksi, dilanjutkan dengan peninjauan ke dalam pesawat CN235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) yang ada di depan hanggar Delivery Center PTDI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
