"Mayoritas pengusaha lebih nyaman dengan calon 01, arahnya sudah jelas," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Kamis, 11 April 2019.
Pertumbuhan sektor industri berada pada nilai kinerja yang positif. Capaian ini efek dari fokus dukungan Presiden Joko Widodo selama 4,5 tahun memimpin pemerintahan.
Menurut Hariyadi, gagasan Presiden Jokowi yang pro terhadap peningkatan investasi dilakukan dengan baik meski butuh proses yang cukup rumit. Karenanya mendukung kembali calon petahana menjadi pilihan realistis untuk melanjutkan realisasi pencapaian maksimal.
"Presiden yang baru pasti ada waktu untuk penyesuaian. Pak Jokowi saja 4,5 tahun beradaptasi sangat lama," ungkapnya.
Hariyadi menuturkan upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi selama 4,5 tahun terkahir itu merupakan tantangan yang cukup berat. Tekanan global secara langsung turut memengaruhi upaya percepatan pembangunan nasional.
"Apa yang telah dicapai 4,5 tahun ini bukan hal yang mudah bagi kita semua, faktor kondisi global memang kurang kondusif dimulai dari Brexit lalu pemilihan presiden Amerika Serikat yang memicu perang dagang dengan Tiongkok yang berimbas ke kita," paparnya.
Dalam kondisi tertekan ini pertumbuhan ekonomi tetap berada pada nilai positif di angka 5,17 persen di akhir 2018. Hariyadi optimistis sinyal pertumbuhan semakin kencang dengan landasan kuat yang dicanangkan Presiden Jokowi.
"Pembangunan infrastruktur bukan hal yang mudah menghadirkan ribuan kilometer bangunan jalan, bangun irigasi, bangun airport, pelabuhan dan juga pembangunan infrastruktur listrik. Dengan keterbatasan itu kita lihat sinyal positif semakin kencang," paparnya.
Hariyadi menambahkan, pemimpin Tanah Air di periode mendatang perlu mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara maksimal. Sinergitas bersama pemerintah daerah juga menjadi penting dilakukan agar dunia industri terus tumbuh.
"Semua hambatan dihilangkan agar tidak ada kendala di lapangan. Birokrasi juga bisa jadi masalah bila tidak terkelola," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
