Ilustrasi. (FOTO: Medcom.id/Rizal)
Ilustrasi. (FOTO: Medcom.id/Rizal)

Perjanjian Dagang Indonesia-Bangladesh Hampir Rampung

Ilham wibowo • 26 Juli 2019 12:04
Jakarta: Pemerintah Indonesia dan Bangladesh mencapai kesepakatan substantif atas keseluruhan teks perjanjian Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA). Implemetasi peningkatan perdagangan ini rencananya dimulai 2020.  
 
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan kesepakatan tersebut tercapai melalui pertemuan kedua Trade Negotiating Committee (TNC) IB-PTA di Legian, Kabupaten Badung, Bali pada 22--23 Juli 2019. Pertemuan pertama TNC IB-PTA sebelumnya telah dilaksanakan pada 27 Februari 2019 di Dhaka, Bangladesh.
 
"Delegasi kedua negara memperlihatkan semangat yang sama untuk menyelesaikan perundingan IB-PTA pada 2020. Hal ini merupakan perwujudan komitmen kedua kepala negara dalam kunjungan kerja Presiden RI ke Dhaka pada 28 Januari 2018 untuk meningkatkan perdagangan Indonesia-Bangladesh,” kata Made melalui keterangan resmi, Jumat, 26 Juli 2019.

Pada pertemuan kedua TNC IB-PTA tersebut, Made sekaligus bertindak sebagai Ketua Juru Runding Indonesia. Sementara Ketua Delegasi merangkap Ketua Juru Runding Bangladesh adalah Additional Secretary (FTA) Ministry of Commerce of Bangladesh Sharifa Khan.
 
Pertemuan sendiri turut dihadiri Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina P. Soemarno, beserta Delegasi RI yang terdiri atas perwakilan kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Badan Standardisasi Nasional (BSN).
 
Made melanjutkan, pada pertemuan kedua TNC IB-PTA tersebut, pembahasan atas teks draf ketentuan surat keterangan asal atau rules of origin (ROO), modalitas penurunan tarif, serta indikasi daftar permintaan dan penawaran juga dibahas dan tercapai pemahaman yang lebih baik untuk dilanjutkan pembahasannya pada putaran berikutnya. Delegasi kedua negara juga menyepakati jadwal pertukaran request dan offer produk-produk kedua negara yang akan mendapatkan preferensi tarif dalam kerangka IB-PTA.
 
Pertemuan ketiga TNC IB-PTA rencana bakal dilanjutkan di Bangladesh pada Januari 2020. Agenda yang akan dibahas yaitu finalisasi teks perjanjian IB-PTA, serta daftar request dan offer kedua negara.
 
Berdasarkan hasil kajian awal dan masukan dari instansi pembina sektor, beberapa produk dan sektor potensial Indonesia yang dapat ditingkatkan ekspornya ke Bangladesh antara lain minyak kelapa sawit, batu bara, gerbong kereta api, pelumas mesin, gelatin, pestisida, produk dari serat jute, vaksin, serta alat-alat kesehatan dan konstruksi.
 
“Dengan jumlah penduduk sebesar sekitar 165 juta jiwa dan perekonomian yang terus tumbuh, Bangladesh memiliki potensi besar bagi produk-produk ekspor utama Indonesia. Adanya IB-PTA diharapkan dapat meningkatkan akses pasar produk Indonesia di Bangladesh,” ujar Made.
 
Adapun IB-PTA diluncurkan saat kunjungan kerja Presiden RI ke Dhaka, Bangladesh, melalui penandatanganan pernyataan bersama menteri perdagangan kedua negara atau joint ministerial statement. PTA sebagai bentuk kerja sama dipilih agar dapat menyelesaikan perundingan lebih cepat karena hanya mencakup sebagian pos tarif yang dimiliki kedua negara, serta dapat menjadi dasar pengembangan kerja sama perdagangan bilateral yang lebih luas di masa mendatang.
 
“Bagi Bangladesh, perundingan PTA dengan Indonesia merupakan pengalaman pertama mereka dengan mitra di luar kawasan Asia Selatan. Indonesia dan Bangladesh percaya diri dapat meningkatkan perdagangan dengan menjalin kerja sama internasional di tengah-tengah ketidakpastian perekonomian global dan meningkatnya kecenderungan proteksionisme,” pungkas Made.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai total perdagangan kedua negara pada 2018 tercatat mencapai USD1,97 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD 1,79 miliar. Bangladesh menempati peringkat ke-19 sebagai negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan pangsa sebesar 1 persen, serta menempati urutan ke-35 sebagai negara sumber impor utama Indonesia dengan pangsa sebesar 0,2 persen.
 
Ekspor Indonesia ke Bangladesh pada periode Januari-Mei 2019 tercatat sebesar USD 884 juta atau turun 4,01 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat USD 921 juta. Sementara, impor Indonesia dari Bangladesh pada periode Januari-Mei 2019 mencapai USD38,08 juta atau turun 9,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD42,07 juta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan