Kesempatan itu tak disia-siakan. Susmarniati, nasabah Bank Wakaf Mikro dari Purwokerto, Jawa Tengah, kemudian menceritakan kehidupannya. Ibu rumah tangga itu mengaku menggunakan dana pinjaman Rp1 juta dari Bank Wakaf Mikro untuk berjualan gorengan. Dia berdagang di sekitar sekolah dan pondok pesantren.
"Tapi, enggak laku, Pak, katanya (gorengan saya) dingin," keluh Susmarniati kepada Kepala Negara di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Maret 2018.
Dia mengaku menggoreng gorengan dari rumah. Walhasil, ketika dibawa, dagangannya tak lagi hangat.
Susmarniati lalu membeli kompor, wajan, dan perlengkapan lainnya. Dia kemudian memasak gorengan di sekolah agar pelanggan bisa mendapatkan makanan yang hangat.
Siasat Susmarniati ternyata menemukan hambatan lain. Jam istirahat anak sekolah hanya 15 menit. Rentang waktu itu tak cukup untuk memasak gorengan.
"Belum selesai saya goreng, anak-anaknya sudah pada masuk," ucap dia.
Jokowi lantas menyarankan Susmarniati mulai memasak sebelum waktu istirahat tiba. Susmarniati mengaku sudah menyicil menggoreng dagangannya, tapi cara itu juga tidak efektif.
Susmarniati meminta kompor 'wus wus' kepada Jokowi.
"Tunggu, kompor 'wus wus' itu apa?" tanya Jokowi.
Dia menjelaskan kompor itu memiliki api besar sehingga bisa memasak lebih cepat. Jokowi berusaha menghindari permintaan itu.
"Ya, kalau begitu minta jam istirahatnya saja ditambah jadi 30 menit. Kan di sini ada (pengurus pondok pesantrennya)," jelas dia.
Saran Jokowi tak mempan. Dia tetap mengharapkan kompor 'wus wus'. Jokowi akhirnya meminta Manteri Sekretaris Negara Pratikno mencatat nama sang 'pelobi' kompor 'wus wus' itu.
Dialog Susmarniati yang dengan polosnya meminta kompor kepada Presiden mengundang tawa hadirin. Hadirin kemudian bertepuk tangan sesaat setelah Jokowi merespons permintaan Susmarniati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
